Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 16 Februari 2009

Saya Mendukung Propinsi Tapanuli


Sejak kecil saya sudah mendengar pembentukan Propinsi Tapanuli dari sebuah lagu Batak yang dikumandangkan salah satu trio hits kala itu. Saat itu saya masih berumur 11 tahun, kelas lima SD, Ayah saya membeli tape recorder berserta dengan kaset lagu Batak. Hampir setiap pagi tape recorder dan kaset yang berisi lagu propinsi tapanuli itu mengisi kekosongan suasana rumah kami yang sederhana.

Lantas di era reformasi ini keinginnan yang lama terpendam itu pun muncul kembali. Banyak pihak yang setuju maupun yang kontra terhadap pembentukan provinsi ini. Bagi pihak yang pro mereka pasti akan beralasan pemerataan pembangunan, meningkatkan kemakmuran masyarakat, memperpendek jalur birokrasi, dll. Namun bagi pihak yang kontra mereka beranggapan bahwa pembentukan provinsi ini hanya ajang bagi-bagi kue saja, syarat berbagai kepentingan golongan, tidak murni mementingkan kepentingan masyarakat Tapanuli. Wajarlah mereka berpandangan begitu, karena memang benar pada kenyataannya setiap pemekaran daerah selalu diselingi konflik dan perbedaan pendapat. Meski demikian, usaha untuk membentuk Propinsi itu terus bergulir dengan membawa sejuta persoalan yang belum terselesaikan.

Puncak usaha pembentukan Propinsi Tapanuli terjadi pada tanggal 4/2/2009 dengan aksi unjuk rasa ketika DPRD Sumut karena Protap tidak masuk agenda sidang paripurna Anggota DPRD Sumut. Aksi unjuk rasa pembentukan Propinsi Tapanuli di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, berbuntut tewasnya Ketua DPRD Sumut Drs H Abdul Aziz Angkat MSP (Mantan Dosen Saya)

Para demonstran anarkis itu pantas mendapat hukuman sesuai undang-undang. Saya sebagai seorang pendidik, setuju terhadap tindakan aparat untuk mengusut tindakan anarkis itu. Pelakunya dihukum sesuai dengan kesalahannya demi keadilan dan kebenaran.

Yang kurang saya setuju adalah berkembangnya usaha-usaha mendiskreditkan para pendukung protap ke hal-hal negatif. Ada usaha-usaha mengubah pola pemikiran masyarakat untuk mengharamkam niat membentuk Propinsi Tapanuli itu. Akhirnya masyarakat ketakutan jika disebut pendukung Propinsi Tapanuli. Ketakutan ini menggambarkan pemikiran bahwa mendukung Propinsi Tapanuli sebuah kesalahan di Negara ini.

Usaha propaganda seperti itu membentuk pola pikir masyarakat menjadi tidak rasional. Pendukung Propinsi dianggap seorang penjahat yang harus ditangkap dan dibasmi dari bumi persada. Jika Demikian halnya, ada usaha untuk membodohi masyarakat kita. Sebagai pendidik, saya berharap dari hari ke hari masyarakat kita semakin pintar.

Berpikirlah Positif, Buru dan tangkaplah pelaku aksi demo anarkis itu, adili sesuai dengan hukum yang berlaku, tapi tolooooooog, jangan ciptakan image negatif terhadap pendukung Propinsi Tapanuli dan suku Batak. Sebab mendukung itu adalah hak azasi. SAYA JUGA PENDUKUNG PROPINSI TAPANULI.
Kepada Semua, kita adalah saudara. Perbedaan pendapat itu wajar. Mari Ciptakan Kedamaian


Sejak kecil saya sudah mendengar pembentukan Propinsi Tapanuli dari sebuah lagu Batak yang dikumandangkan salah satu trio hits kala itu. Saat itu saya masih berumur 11 tahun, kelas lima SD, Ayah saya membeli tape recorder berserta dengan kaset lagu Batak. Hampir setiap pagi tape recorder dan kaset yang berisi lagu propinsi tapanuli itu mengisi kekosongan suasana rumah kami yang sederhana.
Lantas di era reformasi ini keinginnan yang lama terpendam itu pun muncul kembali. Banyak pihak yang setuju maupun yang kontra terhadap pembentukan provinsi ini. Bagi pihak yang pro mereka pasti akan beralasan pemerataan pembangunan, meningkatkan kemakmuran masyarakat, memperpendek jalur birokrasi, dll. Namun bagi pihak yang kontra mereka beranggapan bahwa pembentukan provinsi ini hanya ajang bagi-bagi kue saja, syarat berbagai kepentingan golongan, tidak murni mementingkan kepentingan masyarakat Tapanuli. Wajarlah mereka berpandangan begitu, karena memang benar pada kenyataannya setiap pemekaran daerah selalu diselingi konflik dan perbedaan pendapat. Meski demikian, usaha untuk membentuk Propinsi itu terus bergulir dengan membawa sejuta persoalan yang belum terselesaikan.
Puncak usaha pembentukan Propinsi Tapanuli terjadi pada tanggal 4/2/2009 dengan aksi unjuk rasa ketika DPRD Sumut karena Protap tidak masuk agenda sidang paripurna Anggota DPRD Sumut. Aksi unjuk rasa pembentukan Propinsi Tapanuli di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, berbuntut tewasnya Ketua DPRD Sumut Drs H Abdul Aziz Angkat MSP (Mantan Dosen Saya)
Para demonstran anarkis itu pantas mendapat hukuman sesuai undang-undang. Saya sebagai seorang pendidik, setuju terhadap tindakan aparat untuk mengusut tindakan anarkis itu. Pelakunya dihukum sesuai dengan kesalahannya demi keadilan dan kebenaran.
Yang kurang saya setuju adalah berkembangnya usaha-usaha mendiskreditkan para pendukung protap ke hal-hal negatif. Ada usaha-usaha mengubah pola pemikiran masyarakat untuk mengharamkam niat membentuk Propinsi Tapanuli itu. Akhirnya masyarakat ketakutan jika disebut pendukung Propinsi Tapanuli. Ketakutan ini menggambarkan pemikiran bahwa mendukung Propinsi Tapanuli sebuah kesalahan di Negara ini.
Usaha propaganda seperti itu membentuk pola pikir masyarakat menjadi tidak rasional. Pendukung Propinsi dianggap seorang penjahat yang harus ditangkap dan dibasmi dari bumi persada. Jika Demikian halnya, ada usaha untuyk membodohi masyarakat kita. Sebagai pendidik, saya berharap dari hari ke hari masyarakat kita semakin pintar.
Berpikirlah Positif, Buru dan tangkaplah pelaku aksi demo anarkis itu, adili sesuai dengan hukum yang berlaku, tapi tolooooooog, jangan ciptakan image negatif terhadap pendukung Propinsi Tapanuli. Sebab mendukung itu adalah hak azasi. SAYA JUGA PENDUKUNG PROPINSI TAPANULI.
Kepada Semua, kita adalah saudara. Perbedaan pendapat itu wajar. Mari Ciptakan Kedamaian,