Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 19 Juli 2011

Bahasa sebagai Pendidikan Karakter

Pengantar
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting sepanjang hajat hidup manusia karena melalui pendidikan dapat dihasilkan manusia yang handal dan bermartabat. Pendidikan turut menentukan nasib dan masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu, sistem pendidikan harus terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman (baca pula Djohar, 2003). Mengingat peran pendidikan yang sangat strategis, terlebih di era global sekarang ini, sudah seyogianya segenap potensi bangsa turut serta berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Dampaknya dapat kita rasakan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Perkembangan tersebut di satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi lain berdampak negatif. Dampak positif dapat kita rasakan dalam hal kemudahan mendapatkan berbagai informasi melalui kehadiran dunia maya. Begitu pula dampak negatifnya sekaligus dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain perubahan tata nilai dan norma yang terjadi di masyarakat.
Hampir setiap saat kita menyaksikan tayangan yang berhubungan dengan tindakan anarkistis yang dilakukan oleh sebagian masyakat kita. Sungguh kita sangat merindukan masyarakat yang memiliki sifat (karakter) ramah, santun, dan toleran, sebagaimana diajarkan oleh para leluhur bangsa ini. Oleh karena itulah, sangat relevan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 mengusung tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa” dengan subtema “Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”. 

Bahasa sebagai Pilar Utama Pendidikan Karakter
Sebagaimana kita ketahui bersama, sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 623) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Dengan demikian, karakter (watak; tabiat) dapat dipahami sebagai sikap, tingkah laku, dan perbuatan baik atau buruk yang berhubungan dengan norma sosial. Oleh karena itu, erat kaitan antara karakter dan interaksi sosial.
Sebagai makhluk sosial manusia tentu melibatkan bahasa saat berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa merupakan unsur penting kebudayaan. Transformasi budaya selama ini berlangsung tiada lain karena peran bahasa pula. Ungkapan ”bahasa menunjukkan bangsa” telah terbukti. Melalui bahasa kita dapat mengetahui budaya dan pola pikir suatu masyarakat. Karakter seseorang tampak dari perilaku berbahasanya, sebagaimana ditegaskan oleh Effendi (2009: 75) bahwa cara berpikir seseorang tercermin dalam bahasa yang digunakannya. Jika cara berpikir seseorang itu teratur, bahasa yang digunakannya pun teratur pula.
Melalui data kebahasaan, kita dapat mengetahui karakter bangsa ini. Secara umum masyarakat kita sangat mementingkan kasih sayang terhadap sesamanya. Cermatilah muatan makna unsur yang membentuk kata bilangan sebelas, yakni se- dan belas. Dalam bahasa daerah, seperti bahasa Sunda dan Jawa, dikenal pula bilangan ini: sawelas/sabelas (Sunda), sewelas (Jawa). Penyebutan bilangan ini berkaitan dengan karakter budaya masyarakat dahulu, terutama dalam hal jual-beli. Sebagai wujud sayang (belas kasih) kepada sesama (pedagang kepada pembeli) jika seseorang membeli sesuatu sebanyak sepuluh buah, penjual memberinya lebih (bonus) satu atau dua buah. Tegasnya, ”beli sepuluh dapat satu”. Bahkan, bagi sebagian masyarakat Indonesia, misalnya masyarakat Sunda, cinta kasih menjadi dasar filosofi kehidupan sehari-harinya, ”kudu silih asih, silih asah, jeung silih asuh” yang berarti harus saling mengasihi, saling mengasah(meningkatkan), dan saling mengasuh(mendidik) di antara sesama.
Masih banyak khazanah budaya daerah yang terkandung dalam bahasa dan belum tergali. Namun, sayang tidak sedikit pula yang sudah hilang sehingga masyarakat sekarang tidak mengenalnya lagi. Punahnya budaya tersebut, yang di antaranya menjadi ciri karakter masyarakat kita, seiring punahnya bahasa yang bersangkutan. Sangat disayangkan jika hal ini terus dibiarkan terjadi karena masih bersemayamnya anggapan keliru di benak sebagian masyarakat kita bahwa bahasa adalah barang sehari-hari yang tidak memerlukan perhatian khusus. Padahal, sudah sepatutnyalah kita mensyukuri kekayaan bahasa yang melimpah ini.
Situasi kebahasaan di Indonesia sangatlah kompleks. Namun, bahasa Indonesia tetap melaju ke arah perkembangan yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan bahasa Indonesia dalam mengekspresikan konsep ilmu pengetahuan teknologi dan seni dewasa ini. Dalam rentang waktu delapan puluh tahun lebih bahasa Indonesia berkembang ke arah kemantapan dan kedinamisan. Kemantapan dapat diamati dengan adanya keajekan dalam kaidah, misalnya kata kesimpulan. Kini disadari bahwa bentuk yang benar secara gramatikal adalah simpulan (hasil dari kegiatan menyimpulkan). Bentukan simpulan ini diperoleh dari memperbandingkannya secara analogis dengan bentuk yang sudah ada, seperti kata karangan (hasil dari kegiatan mengarang) dan tulisan (hasil dari kegiatan menulis). Kedinamisan bahasa Indonesia menunjukkan adanya perubahan ke arah pembaruan dalam gramatika. Hal ini sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis—mengikuti dinamika perubahan pada masyarakat penuturnya. Sebagai contoh, dulu hanya dikenal kata rata-rata, dewasa ini dalam bidang eksakta digunakan kata rerata sebagai padanan kata dari bahasa Inggris mean. Bentukan rerata merupakan bentukan baru hasil beranalogi dari, antara lain lelaki (laki-laki) dan tetamu (tamu-tamu). Kenyataan tersebut membangkitkan rasa optimistis bahwa bahasa Indonesia dapat digolongkan sebagai bahasa yang modern. Sebagai konsekuensinya, dalam bahasa Indonesia mutakhir sering ditemukan kosakata baru sebagai imbangan kosakata asing, seperti kata jaminan mutu yang merupakan padanan quality assurance, pemangku kepentingan padanan untuk stakeholder, rencana induk padanan untuk master plan, dan pentas lorong padanan untuk catwalk (lihat Arifin dkk. (Ed.), 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia tidak saja ditunjang oleh semakin banyaknya pemakai dan wilayah bahasa Indonesia di dalam negeri Indonesia sendiri, tetapi juga di luar negeri. Hal ini tentu menggembirakan dan sekaligus membanggakan pemilik bahasa Indonesia. Kenyataan ini sudah selayaknya menjadi pendorong untuk terus meningkatkan kualitas bahasa Indonesia sebagai bahasa yang modern. Untuk itu, kesadaran berbahasa yang baik dan benar para pemakainya menjadi bagian penting dari pendidikan karakter bangsa.

Penutup
Bahasa sebagai wahana pendidikan karakter perlu direncanakan, dibina, dan dimodernkan. Strategi yang efisien dan efektif untuk mewujudkannya tiada alin adalah melalui pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pengajaran bahasa yang terpadu dan sinergis perlu diupayakan.
Pemodernan melalui pengadopsian kata serapan dari bahasa asing sudah selayaknya diimbangi dengan penggalian terhadap kosakata bahasa Indonesia dan bahasa daerah itu sendiri sebagai penyeimbang. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya akrab pada kata, misalnya intrinsik dan ekstrinsik, tetapi dapat pula memanfaatkan kosakata daerah (misalnya bahasa Sunda) yang memiliki muatan makna yang sama dengan kata tersebut, nyamuni dan nembrak. Terlebih lagi, sebagai pengejewantahan karakter bangsa melalui sikap positif berbahasa dalam mengekspresikan kekinian kita perlu mempertimbangkan kembali penggunaan kata-kata asing di tempat umum.

Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Populer

Artikel / karya tulis ilmiah populer atau sering disebut opini / pendapat / gagasan pribadi seseorang yang sifatnya ilmiah dan disajikan secara populer di media massa. Gagasan yang disampaikan dapat meliputi berbagai aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial-budaya, hukum dan hankam dan lain-lain. Teknik penyajian karangan jenis ini mengacu pada metode penulisan yang mudah dimengerti oleh publik, lugas , kritis dan tidak perlu disertai dengan rumus-rumus / angka-angka statistik yang rumit.
1. Teknik Penulisan Artikel
Teknik penulisan artikel ilmiah populer yang berlaku di media massa (koran, majalah, buletin dan lain-lain) secara umum terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut :
a. menggali ide
Kita harus bisa menuangkan ide-ide / pemikiran kita kedalam tulisan yang hasil akhir berupa artikel. Dalam menggali ide, kita harus mengunakan alur pemikiran yang runtut dan sistematis. Isi artikel dapat berupa pandangan kita dalam memberikan alternatif solusi terhadap suatu masalah (problem solving)..
b. Membuat kerangka tulisan secara detail
Kerangka tulisan secara sederhana biasanya dimulai dari pendahuluan, pembahasan masalah, kesimpulan. Lebih bagus apabila dilengkapi dengan solusi permasalahan berupa saran / rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait.
c. Mengumpulkan data, fakta, referensi dan bahan bacaan
berbagai referensi yang relevan sangat penting dalam rangkamendukung opini kita. Tanpa dukungan dari data-data/ fakta / bahan bacaan maka tulisan kita terlihat kering dan kurang dapat memberikan makna kepada para pembaca.
d. Menulis dengan ekspresi bebas
Hal yang paling sulit bagi kita adalah pada saat kita mulai untuk menuliskan semua yang sudah kita dapatkan. Ketrampilan menulisi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kegiatan menulis perlu dilakukan secara terus menerus dan jangan pernah mengulur waktu. Apabila kita menunda-nunda dalam menyelesaiakn suatu tulisan, maka akan timbul rasa bosan untuk memulai lagi.
Tulis apa saja yang terbersit dalam pikiran.
e. Editing
Setelah opini / gagasan sudah selesai ditulis, maka kita perlu membaca ulang sekaligus mengedit apa yang sudah kita tulis. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita buat telah tersusun dengan rapi. Selain itu, apabila terjadi kesalahan yang terjadi, baik kesalahan pada data, kata atau kalimat serta pembahasan / analisis yang kurang tajam dapat kita perbaiki.
Apabila menurut kita artikel / karya tulis ilmiah populer tersebut telah siap, maka kita dapat memilih media massa yang tepat. Pemilihan media massa perlu mempertimbangkan karakteristik tertentu, seperti visi dan misi yang diemban serta pangsa pasar yang dituju media tersebut.
Berikut ini diberikan beberapa contoh media massa yang terbit serta materi / tulisan yang bisa dimuat :

No. Nama Media Massa
(Penerbit) Materi / tulisan yang bisa dimuat
1 Buletin Internal Audit
(Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern) Bidang : Audit, manajemen, keuangan, akuntansi, perpajakan.
2 Media Akuntansi
(Ikatan Akuntan Indonesia kerjasama dengan PT. Ray Indonesia) Bidang : akuntansi, audit, keuangan, majemen, perpajakan, teknologi dan tulisan yang terkait dengan profesi akuntan.
3 Auditor
(PT. Auditor Media Citra Pariwara) Bidang : Audit, akuntansi, manajemen, Good Corporate Governance dan tulisan lain terkait profesi auditor.
4 Koran / Surat Kabar
(Berbagai Penerbit baik lokal maupun nasional) Bidang : isu-isu aktual terkini (current issue) bidang politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, hankam dan lain-lain.

2. Standar penulisan artikel
Artikel yang kita susun, agar memenuhi standar minimal sebuah artikel yang bisa dimuat di media massa, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Aktual.
Aktualitas suatu tulisan merupakan prioritas utama. Prioritas bisa dikaitkan dengan momentum aktual / isu-isu terkini (current issue) yang tengah terjadi dan berkembang di masyarakat. Misalnya, saat ini lagi mencuat isu seputar Good Corporate Governance (GCG) dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & nepotisme (KKN), maka tulisan seputar masalah tersebut, baik di koran, buletin atau majalah gampang dimuat. Oleh karena itu, agar dihindarkan menulis sesuatu yang sudah “basi” atau kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat / publik, karena kemungkinan besar tulisan yang kita kirimkan ke media tersebut tidak akan dimuat .


b. Bahasa yang lugas.
Dalam menulis, agar dihindarkan penggunaan bahasa yang bertele-tele, karena akan membuat penyampaian gagasan menjadi kurang mengena. Pilihan kata-kata dan kalimat perlu diperhatikan dengan seksama. Jangan sekali-sekali kita menulis kata-kata yang bisa bermakna ganda, karena akan membuat bingung para pembaca. Pemakaian bahasa yang tidak tepat, bisa berakibat ide / pemikiran kita gagal ditransformasikan kepada para pembaca.
c. Tulisan mengandung hal yang baru & inovatif.
Kebaruan tulisan dapat dilihat dari sudut pandang tertentu yang belum pernah ditulis pihak lain maupun berupa pengembangan suatu metode / teori / konsep. Kita harus mengupayakan agar data yang kita gunakan akurat dan up to date. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan isu-isu aktual (current issue) yang sedang terjadi di masyarakat.
d. Ide / pemikiran orisinil
Kita perlu berusaha agar ide / opini / hasil pemikiran kita merupakan hasil karya yang orisinil / asli. Hal ini untuk menghindari tuduhan penjiplakan (plagiator).
e. Tulisan jangan terlalu teoritis.
Kita harus ingat, bahwa artikel yang kita tulis akan dibaca pihak lain yang latar belakang pendidikannya variatif bahkan ada yang tidak mengalami bangku sekolah. Menulis suatu artikel yang terlampau teknis dengan rumus-rumus yang rumit , sudah dipastikan tidak akan dimuat di media massa (misalnya koran, majalah) yang segmen pembacanya sangat luas. Tulisan yang memaparkan implementasi / penerapan suatu konsep di suatu perusahaan atau organisasi sangat dihargai dan lebih mudah untuk diloloskan pihak redaksi media yang bersangkutan untuk dimuat alias layak untuk dipublikasikan.

f. Tulisan tidak terlalu panjang
Beberapa koran, buletin atau majalah membatasi panjang tulisan, pada umumnya sekitar 2-5 lima halaman saja, kecuali tulisan / artikel ilmiah untuk majalah profesi tertentu, bisa lebih dari 5 halaman.
Kegiatan menulis memang diawali dari kegiatan membaca. Menulis adalah bagian dari unsur-unsur belajar. Proses belajar tidak hanya dilihat dari banyaknya topik yang didiskusikan atau banyaknya buku yang dibaca saja. Namun, bagaimana kita mampu menuangkan ide / pemikiran dalam bentuk tulisan. Menulis ternyata memerlukan ketrampilan khusus serta latihan secara terus menerus. Untuk menulis sebuah opini di koran kita harus mempunyai sejumlah kemampuan antara lain bisa merumuskan masalah dengan baik, perbendaharaan bahasa, wawasan (pengetahuan umum) yang luas, serta mampu merekomendasikan alternatif solusi. Penulis berharap agar para dosen di perguruan tinggi dengan kemampuan intelektual yang dimiliki dapat menuangkan ide / gagasan yang bermanfaat bagi masyarakat (publik), sehingga kampus perguruan tinggi terhindar dari sinyalemen bahwa “kampus sebagai menara gading”. Oleh karena itu saat ini para dosen perlu banyak-banyak membaca buku serta rajin mengikuti diskusi / seminar / lokakarya sehingga ilmu pengetahuan serta wawasan kita bertambah luas. Hal yang tak kalah penting adalah kita perlu sering berkomunikasi dengan seorang yang berpengalaman, sehingga kita mendapatkan sharing informasi untuk menjadi penulis artikel yang produktif. Apabila kita telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber, maka proses penciptaan tulisan / artikel ilmiah menjadi lebih ringan.
3. Kiat-kiat menulis artikel
Beberapa kiat atau tips berikut ini, merupakan kutipan dari beberapa pengarang buku panduan penulisan artikel ilmiah populer, antara lain :
a. Menulis bukan masalah teori, tetapi lebih masalah praktik. Bagi calon penulis atau penulis pemula untuk berani memulai: mulai menulis. Tidak ada cara lain yang lebih ces pleng, selain itu .(Tartono, 2005).
b. Menulis memerlukan motivasi tersendiri. Tanpa motivasi yang kuat memang tidak akan mampu menulis, apalagi menjadi penulis profesional. (Lasa Hs, 2005).
c. Dengan berpayungkan semangat motto Latin, nulla dies sine linea (tiada hari tanpa menulis), dalam kehidupan mondial, keberanian menulis artikel (jurnalistik) sudah menjadi tantangan tersendiri. Menulis artikel, boleh jadi merupakan upaya katarsis bagi penulisnya. Sementara, bagi pembaca, bisa jadi mendatangkan pencerahan. (Wibowo, 2006).
d. Pada umumnya, ketika seseorang ingin menulis, ia hanya melihat dua hal. Kemampuannya dan lahan penulisannya. Hampir tak ada yang ingat untuk memandang “ke dalam” dirinya sendiri. Ketika timbul masalah, ia mengalami kesulitan karena tidak mengerti penyebab yang sebenarnya. Akibatnya aktivitas menulisnya menjadi macet. (Rudatan,2006).
Apabila kiat-kiat atau tips tersebut diatas dapat kita cermati dan pahami dengan sungguh-sungguh, maka diharapkan kita memiliki semangat yang tinggi untuk menulis, menulis dan menulis. Oleh karena itu marilah kita mulai menulis dari sekarang, dari media massa lokal (setempat) serta dari pengetahuan yang kita miliki.

D. Teknik Penulisan Artikel / Karya Ilmiah di Jurnal

Berikut ini disajikan kebijakan editorial maupun pedoman umum penulisan yang berlaku pada beberapa jurnal ilmiah, baik yang terbit di kampus perguruan tinggi maupun di lembaga penelitian milik instansi Pemerintah.

1. Kebijakan Editorial Jurnal

a. Artikel / naskah yang dapat dimuat dalam jurnal meliputi tulisan tentang kebijakan, hasil penelitian baik yang bersifat empirik maupun studi dokumenter, analisis data sekunder, pemikiran, review teori/konseptual/metodologi, resensi buku baru (book review), dan informasi lain yang berkaitan dengan visi & misi Jurnal yang bersangkutan, misalnya :

No. Nama Jurnal & Penerbit Materi / tulisan yang bisa dimuat
1 Jurnal Keuangan Publik
(Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah BPPK Departemen Keuangan RI) Bidang : Keuangan publik, manajemen sektor publik, akuntansi sektor publik dan otonomi daerah.
2 Jurnal Akuntansi Pemerintah
(Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah BPPK Departemen Keuangan RI) Bidang : Akuntansi Pemerintah dan turunannya.
3 Jurnal Keuangan dan Perbankan
(STIE LPPI / Indonesia Banking School Jakarta) Bidang : ekonomi, keuangan, akuntansi, manajemen, industri perbankan.
4 Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
(IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik) Bidang : akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sector publik, auditing, sistem informasi dan perpajakan.
5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi
(STIE Trisakti Jakarta) Bidang : bisnis dan akuntansi.
6 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi
(Lembaga Penerbit FE Universitas Trisakti Jakarta) Bidang : Akuntansi, Auditing dan Sistem Informasi.

b. Penulis harus menyatakan bahwa artikel / naskah yang dikirimkan belum pernah dimua / dipublikasikan di media lain.
c. Untuk artikel / naskah hasil riset dengan pendekatan survey atau eksperimental, penulis harus :
1). Melampirkan instrumen riset (kuesioner, kasus, daftar wawancara dan lain lain).
2). Memberikan data riset dan memberikan informasi cara memperoleh data tersebut kepada yang memerlukannya demi pengembangan praktik, pendidikan dan riset.
d. Setiap artikel / naskah yang diterima akan melalui proses blind review oleh dewan editor Jurnal.
Kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam review antara lain :
1). Memenuhi standar / persyaratan baku publikasi jurnal.
2) Metodologi riset yang digunakan.
3) Manfaat hasil riset terhadap pengembangan ilmu maupun praktik.
e. Dewan editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif dan jika diperlukan, menyampaikan hasil evaluasi kepada penulis artikel / naskah.

2. Pedoman umum / Teknik penulisan di Jurnal
a. Tulisan diketik dengan spasi ganda pada kertas kuarto , jumlah 10-30 halaman dilengkapi abstrak (dalam bahasa Inggris / bahasa Indonesia) sebanyak 100-150 kata dan kata kunci (key words) sebanyak 5 pengertian (deskriptor) untuk memudahkan penyusunan indeks.
b. Naskah dikirim ke alamat redaksi dalam bentuk ketikan dan disertai disketnya atau melalui E-mail. Berkas naskah dalam disket diketik font 12 karakter dengan menggunakan pengolah kata Microsoft Word, WordStar, WordPerfect.
c. Artikel hasil penelitian memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, dan isi. Sistematika/struktur berikut ini hanya sebagai pedoman umum :
1) Pendahuluan meliputi latar belakang (motivasi), perumusan masalah, dan tujuan penelitian . dan (jika dipandang perlu) organisasi penulisan artikel.
2) Kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada), memaparkan telaah / Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk mengembangkan hipotesis atau proposisi riset dan model riset (jika dipandang perlu).
3) Metodologi riset yang berisi rancangan/model, pengukuran dan definisi operasional variable, sampel dan data, tempat dan waktu, teknik pengumpulan data, dan teknik / metode analisis data.
4) Pembahasan dan Simpulan
5) Implikasi dan keterbatasan, menjelaskan implikasi temuan dan keterbatasan riset, serta jika perlu saran yang dikemukanakan peneliti / penulis untuk riset yang akan dating.
6) Daftar Pustaka / Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja).
7) Lampiran, memuat tabel, gambar dan instrumen riset yang digunakan.
d. Artikel non penelitian , konseptual, pemikiran dan review teori memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, dan isi.
1) Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penulisan.
2) Subjudul-Subjudul sesuai kebutuhan, misalnya kajian literatur dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep.
3) Simpulan dan saran.
4) Daftar Pustaka / Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja).
e. Artikel resensi buku selain menginformasikan bagian-bagian penting dari buku yang diresensi juga menunjukkan bahasan secara mendalam kelebihan dan kelemahan buku tersebut serta membandingkan teori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/konsep dari sumber-sumber lain.
f. Khusus naskah hasil penelitian yang disponsori oleh pihak tertentu harus ada pernyataan (acknowledgement) yang berisi informasi sponsor yang mendanai dan ucapan terima kasih kepada sponsor tersebut.
g. Penulisan Daftar Pustaka / Rujukan / Referensi disajikan mengikuti tata cara / kaedah umum yang berlaku.
h. Tata cara penyajian kutipan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Artikel Jurnal
i. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
j. Pengiriman naskah disertai dengan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Naskah yang tidak dimuat biasanya tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. Kepada penulis yang artikelnya dimuat di Jurnal akan diberikan 2 – 3 eksemplar jurnal sebagai tanda bukti pemuatan.

E. Program Insentif Penerbitan Artikel Ilmiah pada Jurnal Internasional.

Program yang diluncurkan oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Depdiknas ini bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan gairahan para peneliti Indonesia yang telah menghasilkan penelitian yang bermutu untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah yang bertaraf internasional. Insentif penerbitan artikel ilmiah diberikan maksimum sebesar Rp 5 juta dipotong pajak sesuai ketentuan yang berlaku, ditambah biaya publikasi (bila ada, yang ditunjukkan dengan bukti tagihan dan pembayaran). Besarnya biaya publikasi yang diberikan tergantung kepada penilaian kelayakan dan ketersediaan dana (DIPA).
1. Persyaratan

a. Insentif diberikan kepada peneliti perguruan tinggi yang artikelnya telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah bertaraf internasional (bukan proseding) dalam 3 tahun terakhir. Artikel yang sedang diproses untuk diterbitkan, tidak dapat disertakan untuk di evaluasi.
b. Artikel ilmiah ditulis dalam salah satu bahasa resmi dalam forum PBB: Inggris, Perancis, Spanyol, Cina dan Arab.
c. Artikel ilmiah termaksud merupakan hasil penelitian yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia, dan bukan bagian tesis atau disertasi yang diajukan di perguruan tinggi luar negeri.
d. Pengusul yang diperbolehkan mengikuti program ini adalah peneliti atau penulis dari perguruan tinggi di lingkungan Depdiknas.
e. Pengusul adalah penulis pertama. Jumlah penulis dalam artikel ilmiah tersebut maksimal 5 orang, sedangkan bantuan insentif penerbitan hanya diberikan kepada penulis pertama.
f. Nama institusi penulis pertama harus dicantumkan dalam terbitan termaksud.
g. Pengusul diperbolehkan mengusulkan lebih dari 1 (satu) artikel tetapi hanya diperbolehkan menerima 1 (satu) hibah. Usulan lebih dari 1 (satu) supaya dijilid terpisah.
h. Pengusul hanya diperbolehkan menerima 1 (satu) kali insentif, akan tetapi dapat mengusulkan biaya bantuan publikasi untuk penerbitan berikutnya (satu judul per tahun).
i. Pengusul harus mengisi format Usulan Insentif Penerbitan Artikel Ilmiah.

2. Kriteria Penilaian
a. Peringkat/kualitas jurnal ilmiah yang menerbitkan artikel harus baik yang ditandai oleh citation index yang tinggi.
b. Substansi artikel harus mencerminkan adanya kontribusi terhadap pengembangan iptek, termasuk aspek originalitas serta inovasi.
c. Artikel ilmiah yang diusulkan harus selaras dengan bidang ilmu yang ditekuni pengusul.

3. Jadwal & Pengambilan Keputusan
Usulan insentif penerbitan artikel ilmiah supaya disampaikan selambat-lambatnya tanggal 30 September setiap tahunnya, yang akan dievaluasi pada bulan berikutnya. Dana insentif akan diberikan selambat-lambatnya pada bulan November. Usulan yang masuk akan dinilai secara kompetitif oleh para pakar yang ditunjuk oleh Direktur P2M, Ditjen Dikti. Hasil evaluasi akan disampaikan kepada Dirjen Dikti untuk diputuskan.
Berkas usulan (seperti pada contoh format), diajukan 3 rangkap (1 asli dan 2 fotokopi), yang masing-masing dikemas dalam sampul biru tua, dilengkapi lampiran contoh artikel asli, fotokopi sampul judul, halaman identitas dan daftar dewan redaksi serta gambaran umum jurnal, daftar isi yang memuat artikel terkait, dan petunjuk penulisan, dikirim atau diantar langsung.
F. Sharing pengalaman
Pada saat kuliah tingkat awal pada perguruan tinggi negeri (UGM) di Yogya, penulis berkesempatan ikut kegiatan pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh majalah / pers kampus saat itu (Balairung) yang dikelola oleh mahasiswa. Materi pelatihan jurnalistik tersebut diberikan oleh praktisi pers seperti wartawan majalah Tempo dan pengelola pers kampus. Hasil pengalaman mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut, maka beberapa artikel penulis dapat dimuat di media massa, msekipun masih koran lokal di ogyakarta, serta satu artikel dimuat di majalah profesi (Media Akuntansi) di Jakarta. Alhamdulillah saat ini, tulisan / artikel penulis sudah tersebar di berbagai media massa baik lokal maupun nasional, seperti koran / surat kabar , buletin, majalah serta jurnal ilmiah (terlampir).
Apabila kita memiliki kemauan dan rajin menulis, maka hampir setiap bulan kita dapat berhasil membuat satu tulisan / artikel yang dapat dikirimkan ke media massa atau jurnal ilmiah. Tulisan yang dimuat di media massa, kadang-kadang mendapatkan respon / tanggapan dari penulis lain. Selain itu, tulisan yang dimuat di media massa atau jurnal ilmiah, biasanya akan mendapatkan honor yang besarnya disesuaikan dengan kondisi penerbit media tersebut, sehingga dapat menghasilkan pendapatan tambahan (other income). Semoga pengalaman pribadi penulis ini dapat menggugah rekan-rekan dosen untuk rajin menulis suatu artikel / karya tulis ilmiah, sekaligus merupakan sumbangsih pemikiran / gagasan kita dalam pengabdian pada masyarakat.

F. Upaya Menumbuhkan Minat menulis
Upaya untuk menumbuhkan minat tulis menulis di kalangan dosen perguruan tinggi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :
1. Pimpinan perguruan tinggi dapat memberikan semacam penghargaan (insentif) kepada para dosen yang berhasil mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ilmiah yang diterbitkan di lembaga penerbit kampus-kampus, asosiasi profesi maupun lembaga penelitian instansi Pemerintah. Penghargaan dapat berupa nilai rupiah tertentu atau sertifikat.
2. Dosen diwajibkan untuk membuat makalah (karya tulis) dikaitkan dengan kenaikan jenjang kepangkatan akademik.
3. Pimpinan perguruan tinggi memberikan dorongan kepada para dosen untuk mengikutsertakan karya tulis (makalah) dalam acara workshop / lokakarya/ forum ilmiah, Simposium dan lain-lain.
4. Jika diperlukan dapat diadakan suatu pendidikan jurnalistik / pelatihan teknik menulis karya ilmiah di kalangan dosen dengan menghadirkan para pakar / ahli dibidang jurnalistik / tulis menulis. Pakar bisa diambilkan dari wartawan Media Massa (Koran, Majalah) atau praktisi / pengelola Jurnal Kampus dari kampus perguruan tinggi.

Jumat, 01 Juli 2011

ADA TIGA HAL

3 hal dalam hidup yang tak pernah kembali:
1. Waktu
2. Perkataan
3. Kesempatan

Kita tak bisa memutar kembali waktu, tapi kita bisa menciptakan kenangan dengan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang ada, walau sebentar, untuk menciptakan kenangan yang berarti^^

Kita tak bisa menarik ucapan kasar yang keluar dari mulut kita atau statement yang telah membuat harga diri kita lebih penting dari pada menariknya kembali dan mengucapkan maaf.
Kita tak bisa menghapus caci maki yang telah kita katakan hingga membuat orang lain marah, terluka atau menangis.
*Tapi kita bisa membuat apa yang selanjutnya keluar dari mulut kita menjadi lebih banyak pujian dibanding caci maki, lebih banyak syukur dan terima kasih dari pada keluhan atau komplain, dan lebih banyak nasihat positif dari pada sulutan amarah^^

Kita tak bisa mendapatkan kembali kesempatan yang sudah kita lewatkan.
*Tapi kita bisa menciptakan peluang untuk membuat kesempatan-kesempatan lain datang dalam hidup kita dengan lebih memperhatikannya^^


3 hal dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan

Jika kita tidak memiliki uang, dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.

Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka pergunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang yang jujur adalah orang-orang yang terhormat.

Jika kita telah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal-hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya kita^^

Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.

Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan^^


3 hal dalam hidup yang paling berharga:
1. Keluarga
2. Sahabat
3. Cinta

Kekayaan bukan soal berapa banyak uang yang anda miliki.
Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki saat anda kehilangan semua uang anda.

Jika anda kehilangan semua uang anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki keluarga, sahabat dan cinta.