Suatu karya tulis ilmiah berkaitan dengan suatu karya tulis yang dihasilkan
dari suatu penelitian yang merupakan hasil temuan seseorang yang dibuat
berdasarkan suatu metode penelitian tertentu yang dilakukan sebagai suatu upaya
untuk mendapatkan suatu kebenaran.
Prof. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pada umumnya manusia memiliki sifat untuk mencari kebenaran, dimana dalam usahanya untuk mencari kebenaran tersebut, manusia dapat menempuh berbagai macam cara, baik yang dianggap sebagai usaha yang tidak ilmiah, maupun yang dapat dikualifikasikan sebagai kegiatan ilmiah. Di kalangan masyarakat ilmiah dalam hal ini dunia pendidikan tinggi, hampir dapat dipastikan akan bersinggungan dengan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah. Namun seringkali sebagian orang membayangkan akan adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam mengawali serta membuat suatu karya tulis ilmiah. Perasaan sulit untuk mengawali dan menentukan suatu karya tulis ilmiah tersebut, sering kali dialami oleh banyak mahasiswa. Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak pihak lain yang mengalami hal yang sama. Sangat disayangkan apabila asumsi bahwa membuat karya tulis ilmiah adalah sulit, dijadikan alasan bagi mahasiswa maupun banyak pihak untuk menghindari membuat suatu karya tulis ilmiah.
Prof. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pada umumnya manusia memiliki sifat untuk mencari kebenaran, dimana dalam usahanya untuk mencari kebenaran tersebut, manusia dapat menempuh berbagai macam cara, baik yang dianggap sebagai usaha yang tidak ilmiah, maupun yang dapat dikualifikasikan sebagai kegiatan ilmiah. Di kalangan masyarakat ilmiah dalam hal ini dunia pendidikan tinggi, hampir dapat dipastikan akan bersinggungan dengan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah. Namun seringkali sebagian orang membayangkan akan adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam mengawali serta membuat suatu karya tulis ilmiah. Perasaan sulit untuk mengawali dan menentukan suatu karya tulis ilmiah tersebut, sering kali dialami oleh banyak mahasiswa. Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak pihak lain yang mengalami hal yang sama. Sangat disayangkan apabila asumsi bahwa membuat karya tulis ilmiah adalah sulit, dijadikan alasan bagi mahasiswa maupun banyak pihak untuk menghindari membuat suatu karya tulis ilmiah.
Apabila ditelusuri lebih lanjut, dapat dipahami bahwa dalam pembuatan suatu
karya tulis ilmiah akan lebih mudah apabila seseorang terlebih dahulu mencoba
untuk mengetahui langkah awal apakah yang harus dilakukan olehnya. Artinya
Seseorang harus menentukan langkah awal dalam membuat suatu karya tulis ilmiah.
Langkah awal yang dimaksud adalah dengan berupaya mengetahui mengenai latar
belakang munculnya keinginan untuk membahas suatu permasalahan, kemudian
mencoba merumuskan masalah serta menentukan tujuan dari dilakukannya penelitian
terhadap permasalahan tersebut.
Dengan demikian, perlu untuk diketahui lebih lanjut, kiat atau upaya apakah
yang perlu diketahui dalam menentukan latar belakang, merumuskan masalah hingga
menetapkan tujuan penelitian tersebut, sehingga dapat mempermudah seseorang
untuk menentukan langkah awalnya dalam membuat atau menulis suatu karya tulis
ilmiah.
Sebelum membahas secara teori, perlu untuk diketahui adanya beberapa hal yang
menjadi perhatian utama dalam memulai pembuatan suatu karya tulis ilmiah,
diantaranya:
- Penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan dijadikan patokan dalam menulis sekaligus melakukan penggalian data awal.
- Mencoba menganalisis data awal yang diperoleh pada kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah tersebut.
- Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut.
- Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan, dan pada akhirnya merumuskan atau menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.
Ad.1. Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum membuat
tulisan ilmiah.
Langkah pertama yang harus dilakukan seseorang apabila hendak menulis suatu
tulisa ilmiah adalah menentukan tema dari suatu tulisan tersebut. Ada kalanya
dalam mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah, tema tulisan telah ditentukan
oleh panitia lomba. Apabila telah ditentukan, akan lebih mengarahkan si
penulis dalam membuat suatu karya ilmiah. Sebaliknya, apabila belum ditentukan
tema tulisan seperti dalam hal penulisan skripsi, maka penulis mendapat
kebebasan dalam menentukan sendiri tema tulisan yang disukainya ataupun yang
lebih dimengerti olehnya.
Langkah berikutnya, apabila telah ditentukan tema yang akan diteliti, maka
penulis harus melakukan penggalian data awal dengan cara mencari informasi
mengenai tema yang akan diteliti atau ditulis. Prof. Suharsimi Arikunto
menjelaskan ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi,
yakni didasarkan pada 3 obyek yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper),
manusia (person) dan tempat (place). Untuk mempermudah mengingatnya dapat
disingkat Tiga P (Three P).
Adapun yang dimaksud dengan Tiga P tersebut adalah :
- Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah,surat kabar atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
- Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
- Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang terdapat di tempat penelitian. Artinya melihat dan mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan sekitar.
Biasanya,
berdasarkan ketiga obyek tersebut (tidak harus ketiga obyek tersebut, karena
mungkin saja hanya melalui salah satu obyek dari Tiga P tersebut seseorang
mendapatkan data awal yang dianggapnya cukup), seorang penulis dapat menggali
data yang diperlukan dalam memulai suatu penulisan karya ilmiah. Akan sangat
sulit bagi seseorang untuk menulis suatu karya ilmiah jika tidak memiliki data
awal yang akan dipaparkan dalam bagian latar belakang, hal ini dikarenakan data
awal akan menunjukkan betapa pentingnya suatu tulisan tersebut sehingga
menggambarkan suatu latar belakang yang menjadi dasar dalam merumuskan suatu
permasalahan.
Ad.2.
Menganalisis data awal untuk dijadikan latar belakang tulisan.
Data awal yang didapat melalui pengumpulan informasi berdasarkan obyek
tertentu, (dalam hal ini baik melalui Paper, Person ataupun Place),
kemudian dicoba untuk dianalisis. Apabila masuk ke tahap ini, maka untuk
mempermudah menganalisisnya, perlu ditentukan bahwa data awal tersebut dapat
dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Biasanya
merupakan fakta, fenomena, kasus yang didapat langsung dari lapangan, termasuk
informasi langsung dari masyarakat, kebiasaan yang muncul dihadapan penulis,
ataupun kasus hukum yang terjadi disekitar. Singkatnya merupakan suatu data
yang belum diolah.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah, mencakup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku
harian termasuk dokumen pribadi dan data sekunder yang bersifat publik
seperti data arsip dan data resmi lainnya.
Apabila kedua data telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menganalisis dengan cara melakukan perbandingan, mencari hubungan atau korelasi
antar data ataupun mencari kesenjangan antara data yang didapat. Sistem
menganalisis ini tidak terlepas dari logika berpikir yang digunakan oleh si
penulis, apakah akan menggunakan logika deduktif (dari luas ke sempit) atau
secara induktir (dari sempat ke luas). Apabila telah ditentukan logika
berpikirnya, akan mempermudah pula dalam menganalisis. Setelah dianalisis,
biasanya akan muncul motivasi dari si penulis serta alasan dipilihnya tema
permasalahan tersebut. Pada akhirnya, diujung penulisan latar belakang, akan
dijelaskan harapan yang ingin dicapai oleh seorang penulis melalui karya ilmiah
tersebut.
Berikut gambaran membuat latar belakang berdasarkan logika berpikir yang
dipilih untuk digunakan oleh si penulis :
Skema
membuat latar belakang
Logika
berpikir yang digunakan
Deduktif
Induktif
(dari luas ke
sempit)
(dari sempit
ke luas)
(dari teori ke
fakta)
(dari fakta ke teori)
Membuat
pemaparan
Membuat
pemaparan
Secara
teoritis
berdasarkan
fakta
(dari UU
dll)
atau kasus
pemaparan
berupa
pemaparan secara
kasus,
fenomena
teoritis (UU & teori2)
Ada analisis
Memuat motivasi (motif) si peneliti serta alasan memilih
variabel judul
Menjelaskan harapan yang ingin dicapai
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat
suatu latar belakang perlu diketahui beberapa hal berikut ini :
- Latar belakang merupakan suatu gambaran ringkas tema dari penelitian atau tema tulisan.
- Latar belakang dapat dibuat dengan mendasarkan pada kenyataan yang terjadi dilapangan, berupa fenomena, kasus, data dan fakta (Das sein) serta berdasarkan keadaan yang sebaiknya atau seharusnya terjadi menurut teori atau peraturan (Undang-Undang) yang berlaku.
- Latar belakang harus memuat motivasi penulis yang dibuat setelah membandingkan dan menganalisis ke dua hal tersebut pada point 2.
- Latar belakang juga harus menjelaskan alasan memilih tema dan judul tulisan, baik alasan sesuai bidang ilmi maupun berdasarkan faktor yang menarik dari permasalahan tersebut.
- Latar belakang juga harus memaparkan hal yang diharapkan untuk didapat dari hasil tulisan atau penelitian tersebut.
Ad.3. Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang.
Prof. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa suatu masalah sebenarnya merupakan
suatu proses yang mengalami halangan didalam mencapai tujuannya. Biasanya
halangan tersebut hendak diatasi, dan hal inilah yang antara lain menjadi
tujuan suatu suatu penelitian. Meskipun demikian, dalam pemilihan masalah tetap
perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
- Kemampuan penulis, dalam hubungannya dengan penguasaan teoritis dan metodologis.
- Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu
- Kemungkinan memperoleh data yang ada harus kuat.
- apakah masalah yang hendak diteliti itu penting dan berfaedah bagi negara, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain :
- Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
- Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum.
- Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data.
- Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang ada.
- Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk
merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila lebih
ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan “bagaimana” atau
“mengapa” subyek hukum, obyek hukum (hak dan kewajiban), hubungan hukum,
peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang ditemukan
pada data awal.
- Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
- Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
- Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
- Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
Berikut ini contoh menggunakan cara yang sederhana dalam mengidentifikasikan suatu permasalahan sekaligus merumuskan suatu masalah dengan berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Contoh 1.
Diringkas dari skripsi milik Ainal Ikram (Mahasiswa
Fakultas Hukum Unsri Angkatan 1998) dengan judul : Perlindungan Hukum
Terhadap Pemegang Hak atas Domain Name ditinjau dari aspek HaKI.
|
Contoh 2
Diringkas
dari Karya ilmiah milik Agus Kurniawan (Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 1999)
dengan Judul : Perlindungan Rempah-Rempah Indonesia dari Praktek Biopiracy
menurut sistem hukum HaKI
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan perumusan masalah ini, maka kiat yang
perlu diperhatikan dalam membuat atau merumuskan masalah, antara lain :
- Perumusan masalah merupakan rangkaian kata yang membentuk kalimat yang mengungkapkan pilihan masalah (kesenjanagan antara data yang dimiliki) yang diambil oleh penulis untuk diteliti.
- Gunakan kata-kata yang sederhana dengan konsep yang jelas, tidak mengandung makna ganda dan tidak bombastis
- Gunakan kata tanya yang efektif, tidak wajib menggunakan tanda tanya dibelakang kalimat.
- Perumusan masalah harus sesuai dengan tema, fokus dan variabel tulisan, jangan melebar.
- Sudut pandang ilmu yang dikaji jelas terlihat pada rumusan masalah tersebut.
Apabila masih mengalami kesalahan dalam
merumuskan masalah, maka hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan :
- Mengumpulkan data tanpa perencanaan yang terinci
- Mengambil data yang sudah tersedia dan berusaha untuk memaksakan perumusan masalahnya.
- Merumuskan tujuan secara umum dan meragukan sehngga interprestasi hasil dan kesimpualn tidak sahih (valid).
- Tidak menyebutkan batasan (limitation) dalam pendekatannya, baik diungkapkan secara eksplisit maupun implisit, yang berguna untuk membatasi kesimpulan dan penerapannya pada situasi lain.
Ad.4. Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup
suatu tulisan.
Apa yang hendak dicapai dalam suatu penelitian maupun tulisan, hendaknya
dikemukakan dengan jelas dan tegas. Perlu pula diingat bahwa antara masalah,
tujuan dan kesimpulan yang kelak diperoleh harus sikron. Artinya tujuan dibuat
berdasarkan rumusan permasalahan, dan ini berkaitan erat dengan kesimpulan yang
ingin dibuat.
Jika masalah dirinci menjadi 4 (empat) hal maka tujuan penelitian harus
meliputi keempat hal tersebut dan pada akhirnya dari keempat hal tersebut akan
diperoleh kesimpulan yang meliputi keempat hal tersebut.[11]
Selanjutnya
terhadap manfaat yang hendak dicapai, perlu diketahui bahwa manfaat harus
dibuat dengan memperhatikan dua aspek yaitu aspek teoritis ( manfaat yang
timbul dari penelitian bagi ilmu yang dikaji) dan aspek praktis (manfaat yang
timbul dari penelitian melalui aplikasi ilmu yang bersaangkutan seperti
ditujukan kepada pemerintah, atau instansi maupun masyarakat yang bersangkutan
secara khusus).
Manfaat
tulisan dapat berfungsi untuk membantu merumuskan saran pada penelitian atau
karya tulis, karena melalui manfaat, penulis mempunyai batasan terhadap apa
yang menjadi solusi bagi permasalahan.
Sementara
penentuan ruang lingkup sangat dibutuhkan, terutama apabila judul yang dibuat
terlalu singkat, ataupun motif dari penuis masih abstrak. Diharapkan melalui
penentuan ruang lingkup ini akan mempermudah si penulis dalam menentukan ruang
gerak serta batasan pembahasan agar tidak melebar dari tujuan penulisan.
Demikianlah
4 (empat) hal yang dapat dijadikan pedoman, kiat ataupun cara untuk menentukan
langkah pertama dalam membuat suatu tulisan ilmiah. Apabila si penulis telah
mampu menentukan langkah awal tersebut, barulah dapat ditarik suatu variabel
yang mewakili latar belakang maupun rumusan masalah dan tujuannya, yang dikenal
sebagai Judul Tulisan. Meskipun secara teori, judul harus ditulis paling
duluan, namun secara praktek, munculnya judul dapat dibuat belakangan setelah
si penulis dapat menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan
penulisan.
Hal-hal
yang mungkin perlu diperhatikan dalam menentukan judul adalah :
- Judul penelitian dibuat harus menggambarkan atau mewakili permasalahan, dapat dirumuskan secara ringkas singkat dan jelas atau dapat pula selengkap mungkin. Judul yang ditulis lengkap dimungkinkah apabila benar-benar ingin mewakili permasalahan. Secara garis besar, judul penelitian yang lengkap adalam mencakup :
- Sifat dan jenis penelitian
- Obyek yang diteliti
- Subyek penelitian
- Lokasi atau daerah penelitian.
- Judul harus menggambarkan pentingnya masalah yang akan diangkat..
- Judul harus menarik minat pembaca
- Judul harus memuat variabel-variabel yang mendukung, melengkapi atau dapat pula mandiri.
Apabila
telah berhasil menjalani langkah awal ini, kemudian berhasil menentukan judul
yang tepat, maka penulis dapat menggunakan latar belakang, rumusan masalah dan
tujuan penulisan yang telah dibuat dan ditentukan untuk menggunakan metode
penelitian yang tepat guna mendapatkan jawaban atas rumusan permasalahan
tersebut.
Patut pula untuk diingat, bahwa dalam
menentukan tulisan yang akan dibuat, si penulis harus tetap memperhatikan
beberapa hal berikut ini :
1.
Tulisan harus
asli atau original. Bukan jiplakan dari milik orang lain, dan harus jujur dalam
mencantumkan kutipan yang digunakan selama penulisan.
2.
Tema tulisan
merupakan minat utama dari si penulis. Hal ini untuk mempermudah meningkatkan
semangat serta memunculkan motivasi yang kuat guna menyelesaikan penulisan
hingga dicapai apa yang diinginkan.
3.
Tulisan
tersebut mempunyai manfaat, baik bagi si penulis maupun secara umum (keilmuan).
4.
Penelitian
mengenai tema tulisan tersebut harus dapat dilaksanakan (bukan hal yang
mustahil untuk diteliti atau tidak terlalu menyulitkan bagi si penulis)
5.
Penelitian
dapat dilaksanakan, tergambar atau terlihat dari ada tidaknya faktor yang
mendukung, seperti fasilitas kepustakaan, informan, maupun birokrasi yang akan
dihadapi.
C.
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk mempermudah dalam menulis suatu karya tulis ilmiah maka seorang
penulis harus dapat menentukan langkah awal yang harus diambil dalam memulai
suatu tulisan, yakni penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat
suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan dijadikan patokan
dalam menulis sekaligus melakukan penggalian data awal, kemudian menganalisis
data awal yang diperoleh pada kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan
suatu latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah tersebut.
Selanjutnya merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut. Terakhir menentukan
tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan, dan pada akhirnya merumuskan atau
menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.
Apabila langkah awal tersebut telah dilaksanakan, maka akan lebih mudah bagi si
penulis untuk menindaklanjuti penulisan karya ilmiahnya, dengan menentukan
judul serta memperhatikan ketentuan dalam membuat suatu tulisan. Baru kemudian
mencoba menentukan metode ilmiah yang bagaimanakah yang tepat digunakan
terhadap latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan yang telah
ditentukan tersebut.