Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Kisah Mutasi Kasek di Era Otonomi Daerah

Dalam era otonomi daerah, pengangkatan dan mutasi pejabat kepala sekolah, ada saja yang selalu menghebohkan. Hal ini disebabkan adanya ketidakpuasan dalam pengangkatan kepala sekolah oleh pejabat daerah. Beberapa kasus menunjukkan bahwa guru dan siswa semakin berani protes bahkan menolak untuk melampiaskan uneg-unegnya menyoali pengangkatan dan mutasi Kepala sekolah yang menurut mereka tidak tepat dan tidak prosedural. Kasus-kasus tersebut kepala sekolah diangkat tanpa terlebih mengikuti tes seleksi dan pelatihan calon Kepala sekolah, seperti guru SMP diangkat menjadi Kepala SMA dan SMK, atau guru SMA dan SMK diangkat menjadi Kepala SMP, seperti kepala sekolah menjadi pengawas kemudian kembali lagi menjadi Kepala sekolah, seperti mutasi Kepala sekolah dari sekolah di tengah kota ke sekolah pinggiran dan sebaliknya.
Pergolakan ini seperti ini tentu berpengaruh pada kinerja sekolah. Pergolakan ini sebenarnya bisa dihindari dengan memperhatikan peratuturan yang ada. Peraturan yang bisa mengikat adalah SK Mendiknas no. 167/2004 yang membatasi masa jabatan kepala sekolah (kepsek) hanya empat tahun dan maksimal dua periode (2x4 tahun) dan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Dalam peraturan menteri ini, ditetapkan standar penentuan kualifikasi seseorang untuk dapat diangkat sebagai kepala sekolah atau madrasah, antara lain kualifikasi dan kualifikasi khusus.
Salah satu ketentuan dalam peratuan itu adalah bahwa kepala sekolah harus berstatus guru.
Kepala sekolah adalah seorang guru yang atas dasar kompetensinya diberi tugas tambahan mengelola satuan pendidikan. Jadi seorang kepala sekolah itu memang seorang guru, yaitu seorang guru yang dipandang memenuhi syarat tertentu dalam memangku jabatan profesional sebagai pengelola satuan pendidikan. Oleh karena itu, jika ada staf struktural yang kembali diangkat kepala sekolah tentu ini sudah melanggar peraturan, jika ada kepala sekolah yang menganggap dirinya pejabat struktural itu salah, dan jika ada kepala sekolah yang dikembalikan menjadi guru biasa itu juga wajar.
Kepala sekolah merupakan impian dan tujuan bagi sebagian guru. Sehingga banyak yang berlomba-lomba menjadi Kepala sekolah. bahakan memberikan uang, terjun dalam dunia politik pun seorang guru rela demi kedudukannya. Tapi lihatlah efek berikutnya, kepala sekolah menganggap jabatannya adalah jabatan struktural, menganggap jabatannya jabatan politik, menganggap jabatannya mahal. Akhirnya kepala sekolahtidak menyadari bahwa dirinya adalah guru yang diberi tugas tambahan. Kekuasaan bak raja menjadi ciri dalam kepemimpinannya apalagi kepala sekolah memiliki kedekatan pribadi dan kedekatan politik kepada kekuasaan.
Akhirnya setiap kepala sekolah harus dapat menyadari bahwa dirinya adalah guru dan jangan membuat tembok ataupun jarak yang tinggi antara guru dengan dirinya. Oleh karena itu, jika terjadi mutasi kelak, dia bisa legowo dan menyadari kekurangannya sebagai guru yang diberi tugas tambahan

Senin, 25 Oktober 2010

Kehidupan bermakna

Pagi-pagi buta terbangun dari tidur dengan tergogoh-gopoh meraih handuk segera mandi. Antara semangat dan terpaksa memulai aktivitas setiap hari. Seluruh anggota keluarga mullai berkemas, tak jarang Ocehan, tangisan, amarah dan rintihan menjadi sarapan pagi yang akrab bagi seisi rumah. Pukul 7.15 WIB semua berangkat, berlomba seakan mengejar ketinggalan yang sudah dihadapan mata.
Kesibukan kerjapun dimulailah…dengan perasaan sesak diantara tumpukan kertas-kertas kerja, manusia dan beragam pola tingkah laku…begitu banyak yang harus dikerjakan tapi tidak ada yang terselesaikan…sampai dilemburkan pun tetap masih ada tersisa..
Pada esok harinya pun demikian dan demikian..bangun pagi makan, kerja, makan lagi kerja lagi bahkan harus sampai tengah malam, .setelah lelah tidur sejenak, bangun dan mulai aktivitas lagi.... lagi…
Demikian terus berlangsung dan kita hanya menjalaninya seperti seremonial semata dan pada akhirnya tua. Sebenarnya apa yang kucari..? Apa semua ini dilakukan hanya untuk kelangsungan hidup dan menuju kepada kematian..tanpa ada yang tersisa…? Aku berteriak…” TIDAK..... hidupku harus lebih bermakna bagi kehidupanku dan juga diriku sendiri…. Sampai saat ini memang rangkaian perencanaan hidup bermakna telah ku buat sedemikian, tapi…..
Semua itu hampa bagaikan angin yang menerpa untuk sesaat saja. Akhirnya aku menemukan satu titik kesimpulan bahwa yang terpenting bukan apa yang kucari, tapi apa yang kuinginkan dalam diri ini. keinginanlah yang telah membelengguku, keinginanlah yang telah menggerakanku, dan keinginanlah yang telah memilih jalannya sendiri, baik ataukah buruk.
Ternyata kehidupanku akan lebih bermakna jika aku sanggup berpedoman pada sebanyak mungkin filsafat hidup yang positif. Memaknai rutinitas sebagai tantangan akan lebih positif ketimbang untuk uang semata, aktualisasi-diri, kesejahteraan keluarga. Meskipun kerjanya sama dan sama-sama mendapatkan uangnya, tapi maknanya berbeda. Ketika kita sanggup mengekspresikan energi cinta untuk orang-orang yang kita cintai atau pekerjaan yang kita cintai. Anak, pasangan, keluarga, orangtua, kekasih, kelompok masyarakat tertentu yang kita bina adalah sumber makna hidup bagi orang yang mampu mengekspresikan cintanya. Begitu juga dengan pekerjaan atau profesi tertentu yang sanggup kita cintai.

Kehidupan akan lebih bermakna apabila kita sanggup mentransformasikan berbagai kemalangan, kepahitan, dan penderitaan yang kita alami, baik itu hal kecil atau yang besar, ke dalam berbagai bentuk ‘pelampiasan’ yang positif dan untuk orang banyak.

Jadi apa kalkulasi yang menjadikan hidup 100% bermakna..??uang kah..?? Kepemimpinan kah..??? Ternyata yang menjadikan hidup menjadi 100% bermakna adalah

ATTITUDE=
A+T+T+I+T+U+D+E=
1+20+20+9+20+21+4+5+=100%

Jadi milikilah pendirian yang tetap.Jangan Mudah termakan oleh omongan orang banyak
bermakna adalah kehidupan yang dinamis, progresif, dan konstruktif. Dasarnya adalah berpikir positif, bersikap positif dan bertindak positif.




Tags: sibuk
Saat jam terus bergulir, saat hari terus bergelinding antara siang dan malam. semua kehilangan waktunya….
Aku tersadar dalam keheninganku, menatap dunia dan ternyata semu… layak mimpi dalam tidur. Sekilas berlalu dalam mataku bagaikan film yang diputar dalam televisi atau monitor, hmm…… apakah aku sekarang berada di alam bawah sadar ataukah dalam alam kenyataan. Tapi, saatku melangkah dengan waktu dan menoleh ke belakang, mimpi…… ya… aku bermimpi.
Mataku melihat ke masa depan dengan imajinasiku. Gelap. terhalang tembok yang menjulang. ya..rabb apakah aku telah menyia-nyiakan waktu, hingga ku tak sadar bahwa aku tengah bermimpi dalam dunia yang nyata ini.
Pikiranku tengah mencari sesuatu dalam samudra angan dan imajinasi. Apa yang ku cari? pertanyaan itulah yang tepat membayangiku. Sampai saat ini memang rangkaian perencanaan hidup telah ku buat sedemikian, tapi…..
Semua itu hampa bagaikan angin yang menerpa untuk sesaat saja. aneh memang? kenapa aku seperti ini. namun di akhir pengelanaanku dalam dunia angan, aku menemukan satu titik kesimpulan.
Yang terpenting bukan apa yang kita cari, tapi apa yang inginkan dalam diri ini. keinginanlah yang telah membelengguku, keinginanlah yang telah menggerakanku, dan keinginanlah yang telah memilih jalannya sendiri, baik ataukah buruk.