Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 18 Mei 2011

Membela Kebenaran


Saya teringat sepenggal kata yang sering terngiang dibenak saya. Idealisme. Yang sampai sekarang tertanam dalam diri: Katakan Kebenaran Meskipun Pahit. Ketika kita yakin berada dijalur yang benar, bisa saja dinilai sebagai yang salah. Tetapi ingatlah bahwa kebenaran pada akhirnya akan tampak kepermukaan juga. . .
Sebagai manusia kita biasanya lebih sering dan cenderung menggunakan perasaan serta kedekatan dalam menilai suatu masalah. Sehingga tak jarang kita membela suatu hal lebih banyak dipengaruh antara suka dan tidak suka, dan juga karena suatu kepentingan dimana kita berada.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan perkelahian terjadi hanya karena rasa solider untuk membela warga atau teman sendiri tanpa melihat  permasalahan yang sebenarnya. Tak jarang teman yang dibela mati-matian justru berada dipihak yang salah.
Apakah artinya mengorbankan diri pada jalan yang salah?
Masih banyak contoh soal lainnya dalam suatu masalah, dimana kita benar-benar tidak bisa berada dipihak yang benar karena pengaruh keadaan dan perasaan.
Apabila seseorang membela  kebenaran atau mempertahankan kebenaran maka dia hendaklah sedar bahwa dia melakukan tanggungjawab kepada Tuhan. Tidak kerana dia mengharapkan pujian  daripada manusia, atau kemasyhuran, atau kemenangan. Sebaliknya jika seseorang melawan kebenaran dan berpihak pada yang salah, berarti dia menghianati kebenaran yang ada pada dirinya.
Kebenaran adalah kebenaran, ia tiada kaitan dengan kehendak diri sendiri atau kehendak orang lain. Justeru, insan yang jujur akan membela dan memperjuangkan kebenaran dan prinsip yang benar sekalipun terpaksa bercanggahan dengan kehendak dirinya, ataupun kehendak orang lain. Sekalipun dia menanggung rugi, atau dia ditentang oleh dunia sekelilingnya.
“Katakanlah kebenaran walaupun ia pahit”
Banyak rintangan dan halangan. Sebabnya, kebenaran itu tidak semestinya menjanjikan kemenangan di dunia yang fana ini. Tapi apakah kita harus mengingkari kebenaran yang ada pada diri kita. Kebenaran dari pencipta kita.


Membela Kebenaran


Saya teringat sepenggal kata yang sering terngiang dibenak saya. Idealisme. Yang sampai sekarang tertanam dalam diri: Katakan Kebenaran Meskipun Pahit. Ketika kita yakin berada dijalur yang benar, bisa saja dinilai sebagai yang salah. Tetapi ingatlah bahwa kebenaran pada akhirnya akan tampak kepermukaan juga. . .
Sebagai manusia kita biasanya lebih sering dan cenderung menggunakan perasaan serta kedekatan dalam menilai suatu masalah. Sehingga tak jarang kita membela suatu hal lebih banyak dipengaruh antara suka dan tidak suka, dan juga karena suatu kepentingan dimana kita berada.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan perkelahian terjadi hanya karena rasa solider untuk membela warga atau teman sendiri tanpa melihat  permasalahan yang sebenarnya. Tak jarang teman yang dibela mati-matian justru berada dipihak yang salah.
Apakah artinya mengorbankan diri pada jalan yang salah?
Masih banyak contoh soal lainnya dalam suatu masalah, dimana kita benar-benar tidak bisa berada dipihak yang benar karena pengaruh keadaan dan perasaan.
Apabila seseorang membela  kebenaran atau mempertahankan kebenaran maka dia hendaklah sedar bahwa dia melakukan tanggungjawab kepada Tuhan. Tidak kerana dia mengharapkan pujian  daripada manusia, atau kemasyhuran, atau kemenangan. Sebaliknya jika seseorang melawan kebenaran dan berpihak pada yang salah, berarti dia menghianati kebenaran yang ada pada dirinya.
Kebenaran adalah kebenaran, ia tiada kaitan dengan kehendak diri sendiri atau kehendak orang lain. Justeru, insan yang jujur akan membela dan memperjuangkan kebenaran dan prinsip yang benar sekalipun terpaksa bercanggahan dengan kehendak dirinya, ataupun kehendak orang lain. Sekalipun dia menanggung rugi, atau dia ditentang oleh dunia sekelilingnya.
“Katakanlah kebenaran walaupun ia pahit”
Banyak rintangan dan halangan. Sebabnya, kebenaran itu tidak semestinya menjanjikan kemenangan di dunia yang fana ini. Tapi apakah kita harus mengingkari kebenaran yang ada pada diri kita. Kebenaran dari pencipta kita.


Selasa, 03 Mei 2011

Perjuangkanlah Cintamu

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu bisa luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju mengantarkan pada ketenteraman jiwa.
Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Atau kadang-kadang keinginan itu harus terbukti setelah melampaui berbagai tantangan berat. Untuk itulah kita tidak bisa patah semangat dan menyerah begitu saja. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak : harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain, tetapi banyak juga orang yang tidak sadar bahawa sukses, bahagia dan lain-lain harus didapat melalui tantangan yang berat bahkan kadang-kadang menyakitkan. Jika itu kita hadapi, maka hadapilah dengan benar tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain.
Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rezeki, rokkap, jabatan atau kedudukan bisa menjadi bukan milik kita meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya. Oleh karena itu ketika sudah ada dalam gemgaman kita jangan lupa diri, jangan sombong dan bertindak sewenang-wenang. Kadang kita tak sadar mendikte Tuhan tentang rokkap kita, rokkap anak kita, mungkin rokmap saudara kita. "Pokoknya harus dia. Harus dia, karena aku sangat mencintainy, Karena dia cocok jadi menantuku, karena aku ingin mengulang kembali sejarah. Dalam budaya orang batak sering terjadi seperti itu. Menjodohkan anak-anaknya demi kecintaanya pada masa lalu yang boleh tidak relevan pada zaman modern ini " Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa.
Ingatlah !
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Sebaliknya, boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Bukan berarti saya akan mengatakan tak ada guna memperjuangkan orang yang kamu cintai. Perjuangkanlah untuk dirimu bukan pada orang lain.

Senin, 02 Mei 2011

Menanti Perubahan dalam Dunia Pendidikan

Hari Pendidikan Nasional tahun 2011 mengusung tema Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan Subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti. Ini tentu bagian dari respons pemerintah terhadap peristiwa-peristiwa dalam masyarakat dan negara yang belakangan ini mencerminkan krisis budi pekerti.
Dalam amanatnya Menteri Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya.
Lebih lanjut Mendiknas menyampaikan bahwa Tema ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik.

Lalu perubahan apa yang akan terjadi dalam Dunia pendidikan kita dengan tema itu? Ini adadalah tantangan besar bagi kalangan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan.
Sebagai guru.... saya berharap bahwa ini bukanlah sekadar pemikiran idealis tetapi harus menjadi tindakan yang nyata dengan memanfaatkan struktur pemerintahan sebaik-baiknya. Artinya ide dan pernyataan itu tidak hanya pegangan bagi pemerintah pusat dalam memikirkan kemajuan bangsa. Pemerintah daerah harusnya diberi ruang kesadaran yang lebih luas dalam implementasi Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti sebab Pemerintah Daerahlah ujung tombak yang memiliki sekolah dan pendidik serta tenaga kependidikan terutama pada tingkat pendidikan usia dini sampai pada sekolah menengah.
Selamat datang Perubahan....