Saya teringat sepenggal kata yang sering terngiang dibenak saya. Idealisme. Yang sampai sekarang tertanam dalam diri: Katakan Kebenaran Meskipun Pahit. Ketika kita yakin berada dijalur yang benar, bisa saja dinilai sebagai yang salah. Tetapi ingatlah bahwa kebenaran pada akhirnya akan tampak kepermukaan juga. . .
Sebagai manusia kita biasanya lebih sering dan cenderung menggunakan perasaan serta kedekatan dalam menilai suatu masalah. Sehingga tak jarang kita membela suatu hal lebih banyak dipengaruh antara suka dan tidak suka, dan juga karena suatu kepentingan dimana kita berada.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan perkelahian terjadi hanya karena rasa solider untuk membela warga atau teman sendiri tanpa melihat permasalahan yang sebenarnya. Tak jarang teman yang dibela mati-matian justru berada dipihak yang salah.
Apakah artinya mengorbankan diri pada jalan yang salah?
Masih banyak contoh soal lainnya dalam suatu masalah, dimana kita benar-benar tidak bisa berada dipihak yang benar karena pengaruh keadaan dan perasaan.
Apabila seseorang membela kebenaran atau mempertahankan kebenaran maka dia hendaklah sedar bahwa dia melakukan tanggungjawab kepada Tuhan. Tidak kerana dia mengharapkan pujian daripada manusia, atau kemasyhuran, atau kemenangan. Sebaliknya jika seseorang melawan kebenaran dan berpihak pada yang salah, berarti dia menghianati kebenaran yang ada pada dirinya.
Kebenaran adalah kebenaran, ia tiada kaitan dengan kehendak diri sendiri atau kehendak orang lain. Justeru, insan yang jujur akan membela dan memperjuangkan kebenaran dan prinsip yang benar sekalipun terpaksa bercanggahan dengan kehendak dirinya, ataupun kehendak orang lain. Sekalipun dia menanggung rugi, atau dia ditentang oleh dunia sekelilingnya.
“Katakanlah kebenaran walaupun ia pahit”
Banyak rintangan dan halangan. Sebabnya, kebenaran itu tidak semestinya menjanjikan kemenangan di dunia yang fana ini. Tapi apakah kita harus mengingkari kebenaran yang ada pada diri kita. Kebenaran dari pencipta kita.