Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 19 April 2010

Puisi-puisi Siswa


Debora Kristin Samosir
AKU BEGITU
Setiap kali aku mengingatmu
Perasaan itu turut membayangiku
Membawaku mengarungi masa lalu
Saat yang kumau tidak seperti inginmu

Sungguh, aku tidak ingin begitu
Tidak benar ingin membuatmu merasa  kelu
Tidak sungguh ingin melukaimu
Sungguh ingin melawan arus impianmu

Maafkan aku
Maaf sudah mengerat-ngerat setiap impianmu
Membuatmu merasa aku tidak menyayangimu
Menempatkanmu pada posisi tidak memahamiku
Marah dan berharap aku tidak seperti itu

Ayah, engkau tahu aku begitu
Tidak selalu paham aqpa maksudmu
Tidak begitu mengearti setiap maumu
Tak selalu bisa menjadi harapmu

Aku tahu,
Tempatku berpijak tidak akan sama lagi setelah ini
Tapi, sampai aku kembali lagi
Aku akan tetap begitu
Aku, anakmu...
Fernandes M.V. W. Pandia
arti kehidupan
suatu hari..pernah kurenungi…
adakah seorang yang mengerti..
apakah arti kehidupan ini…
pernah kucari arti kehidupan ini
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin mengetahui arti hidup ini..
namun akhirnya satu hal kusadari
hanya Tuhan yang sungguh mengerti,
tentang semua arti kehidupan ini..
kekosongan hati ini
tidak lagi diisi dengan benci..
tak ada yang lebih murni
dari kesucian cinta Ilahi
Jimmy P.Siburian
                                         AKU MENCINTAI KALIAN
Aku mencintai kalian
Yang setia pada kesuunyian
Aku ingin menjadi bagian
Dari malam-malam kalian
Yang panjang serupa sungai
Menyentuh rasa lapar
Pada kesunyian
kita bersandar hidup bersama
Pada kesunyian
Kita dipertemukan dalam satu generasi
Sperti urat-urat menyatu di dasar jantung
Seperti laut menerima
Limpahan sungai-sungai

Aku mencintai kalian
Yang setia pada kesunyian
Menunggu bersama dalam sebuah nada
Jatuh bangun dalam pergelokan jiwa
Saling tanggung menanggung duka

Kita ingin mengembara bersama dalam cita kita
Menatap pada arah hidup kita
Kita membawa nama sekolah
Untuk meraih 100% itu
Dan kita bisa
Karena kita adalh seorang pemenang
Yang akan meraihnya
Mustika Sari Sinaga
MENUNGGU CAHAYA

Aku berdiam diri
Merenung dalam gelapnya ruang hatiku
Sunyi senyap hampa terasa
Mendung berhiaskan awan kelabu
Melepaskan mutiara tak semudah menggapainya
Kuingin menggapainya namun,
Tak ada jalan ke sana
Hanya puing –puing yang berserakan
Tetesan embun berjatuhan
Gemericik airdan kegaduhan di sekitarku
Tapi aku tuli ,aku buta
Tak dapatmendengar apapun,tak damelihat apapun
Hanya pedih yang kubawa lari
Matahari muncul di balik awan
Dia datang daripersembunyiannya
Masih ada sinar, masih ada terang

By:Mustika
Satria Seventino Simamora
SENANDUNG DI UFUK

Dia
Berlari. . .
Menembus padang ilalang
Mengejar
Sisa cahaya fajar

Dia. . .
Salah
Hidup tercela
Di setiap akhir kehidupan

Di ujung ilalang
Sesalnya hilang
Tetapi terlambat
Mentari telah tenggelam

Di ujung padang
Tinggal baying kelam
Yang tenggelam
Bersama mentari
Dan sebuah senandung
Senandung sesal
Yang kekal bergema di ufuk
Bersama munculnya rembulan
Winner Peliks Silalahi
WAKTU

Detik
Menit
Jam
Hari
Minggu
Bulan
Tahun

Berlalu, terus berlalu
Bertambah tua sepanjang waktu

Telah lama kucoba hentikan sang waktu
Agar usia tak lagi membebaniku
Kucoba menapak kembali ke masa lalu
Namun detak jarum terus membawaku maju

Maka aku berhenti
Tak lagi merasa ragu
Kini aku yakin dan pasti
Hadapi perjuangan yang keras laksana batu

Oh Tuhan lindungi aku
Bantu aku meraih angan dan mimpiku
Agar ketika tiba waktu
Aku bisa tersenyum dalam kuburku

Adventina Silalahi
IBU

Kadang aku tidak tahu harus mengucapkan apa
Ingin berterimakasih,
Tapi semuanya hilang entah kemana
Seperti datangnya ake ribaan

Kau membuat hidupku lengkap
Memberiku anugrah,
Dan membentukku menjadi yang terbaik
Kau orang yang menyelimutiku tiap malam
Menghentikan semua tangisku
Dan orang yang ahli dalam menelanjangi semua kebohonganku

Orang yang mengantarkanku ke sekolah
Dan melewati saat-saat sepi
Namun dengan ajaib tersenyum
Saat aku pulang sore hari

Kau rela berkorban untukku
Selalu mendahulukannku
Dan membiarkanku menguji sayap patahku
Meski itu menyakitkan bagimu

Yang mewarnai dunia bak pelangi
Saat dipenuhi kegagalan mimpi
Yang dengan tenang menjelaskan lagi
Saat kenyataan yang ada terbagi

Kini,cara apa yang ada untukku berterimakasih
Bagi kerelaanmu berubah bersamaku
Dan menerima semua kelemahanku,
Tidak mencintai karena terpaksa
Tapi mencintai hanya karena

Kau menjadi ibu dan sahabat bagiku
Trimakasih untuk semua anugrahmu
Trimakasih untuk semua yang kau lakukan
Karena kau membuat mimpiku menjadi kenyataan


Oleh:Adventina Silalahi
Kelas:XII IA-1
Dedi Antoni Simanjuntak
Kupu-Kupu dan Rumput Liar
Pergilah wahai kupu-kupu
Jikalau aku tak pantas untukmu
Aku akan tetap bertahan selayaknya rumput liar
Yang akan tetap tegar
Meskipun angin menghampiriku
Yang akan tetap tumbuh
Meskipun tiada  yang menginginkan
Mencoba tersenyum
Meskipun hewan menginjakku
Pergilah wahai kupu-kupu
Aku akan tetap bertahan
Selayaknya rumput liar
Grace Wald Marpaung
SIAPA AKU


Selangkah – langkah menjauh
Selangkah – langkah jatuh
Semakin jauh aku berlalu
Tetap kubersimpuh walau hati pilu

Selangkah – langkah pasti
Selangkah – langkah menanti
Entah sampai kapan aku begini
Meradang hati busukkan tulang

Apa yang kulakukan
Apa yang kupikirkan
Lihat.......
Dengar....
Rasakan......
Topeng tebal ini menyiksaku

Karya :Grace Wald Marpaung
Joel Tambunan
Oh,Danau Toba
Luasmu,kebangganku
Indahmu,panorama bagiku
Banyak tertarik padamu
Mungkin karena itu
             Tanah Batak,sebagai tempat
Yang tuhamn berikan padamu
Kala hari berganti
Kau memancarkan suasana
Sejukkkan hati srjukkan mata
Gunung mrgah mrlindungi
menahan ombak tunggi
Di tengah muberdiri
Pulau Samodir
 Pantaslah kau
Mrnjadi ternama 
Oh, TUhan
Terimakasih
Rngkau memberi kami
    Danau Toba,kebanggan kami
Perkasa Wira Buana Putra
Oh bunda

Bila ku ingat masa kecilku
Aku merasakan sesuatu
Sesuatu yang menyegarkan hatiku
Di saat aku sedih dan terpuruk

Oh... bunda
Apaka engkau dewa ?
Tanganmu lembut membelai jiwaku
Mengikis segalanya yang palsu

Oh..bunda
Siapakah engkau  ?
Rangkaian kata-katamu menghiasi hidupku
Menepis penyesalan yang mengejarku

Kini, aku tahu
Tak ada lagi kurasakan
Tan ganmu lembut kini menjadi layu
Hanya tinggal kepingan-kepingan kenangan

Oh.. bunda
Kemana semua rasa itu?
Aku sangat rindu, rindu
Aku tak tahu harus berbuat apa

Oh.. bunda
Bagaimana aku membalasnya?
Kasih  sayangmu tak tergantikan
Walau segalanya kuberikan

Harapanmu,cita-citamu dan impianmu
Akan kuraih semuanya
Sebelum waktu berakhir
Terima kasih bunda
Sri Utary
                   Terdiam

Diam
Saat  memandang anugerah ini
Anugrah indah karya sang pencipta
Tapi mengapa kusia-siakan?
Diam
Dalam alur panggung kehidupan ini
Panggung megah yang tercipta untukku
Tapi masih kusia-siakan
Diam dan hanya terdiam
Tuhan bantu aku menyadari
Tanpa harus menanti waktu itu
Hari penyesalanku pun kan tiba
Akankah ku sia-siakan?
Yohana M Hutabarat
Untukku
Terdiam,
aku sendiri dalam pikirku, menunggu...
Terhenyak,
aku tersadar dari mimipiku, mencari...

banyak kisah berjalan di hadapku
banyak nada bersenandung di telingaku
banyak kata berputar di kepalaku

saat badai datang menerpa dan topan menerjang
saat air mata jatuh bergulir dan kaki tak sanggup lagi bertahan
aku sendiridan tetap mencari

dunia begitu berisik dan mengganggu
mereka hanya sanggup bicara tanpa berbuat
aku sendiri dan tetap mencari

Kau datang dan menyentuh hidupku
dengan sederhana Kau ubah mimpiku
dengan lembut Kau segarkan jiwaku
kini kuyakin ku tak akan sendiri lagi
karena Kau ada di sini
untukku...
Arfiandi Nainggolan
Lari Pagi

Matahari terbit di ufuk timur
Menyambut indah pagi nan cerah
Aku terbangun dari tidurku
Meninggalkan mimpi yang begitu indah

Kukayuh langkahku satu per satu
Perlahan tapi pasti
Walau penat bercucuran membasahi tubuh
Aku tetap melesat berlari

Buka mata, buka hati
Dengan lari pagi tak kukenal lagi letih
Penyakit seakan enggan menghampiri
Hidup sehat jadi teman sejati


Karya : Arfiandi Nainggolan
Dian Pusipita Sari Zendrato
TAK PERNAH

Tak pernah dengar serak suara itu
Acuh tak acuh dengan derap itu
Tak pandang berbagai kerut
Tak pedulikan peluh yang jatuh

Bukan salah hanya sendiri
Bukan mau tak dapat semua
Bukan ingin semua terjadi
Tak dapat dipungkiri
Hanya takdir terjadi semua
Tak autis hanya lari

Tak tahu apa di balik semua
Tak terlihat tak mau tahu
Hanya coba dunia sendiri
Tanpa tahu sakitnya hati
Apa daya selalu terjadi
Sesal yang datang di akhir
Sadari apa yang sebenarnya
Seikat bunga tergenggam
Tergenang darah tobat yang mendahului
Dan tak pernah sampai
Ke tangan yang terkasih
Gunawan P.S.Hutahean
PERJUANGAN UNTUK SEBUAH PENANTIAN

Jalan… berjalanlah
Berjalanlah dalam setiap waktu dan ruang
Lewat… lewatilah
Lewatilah setiap halangan dan getir
Daki… dakilah
Dakilah setiap bukit dan taklukkanlah setiap tantangan
Panjat… panjatlah
Panjatlah setiap pohon, batang, sampai puncaknya
Lari… larilah
Larilah dan kejarlah bintangmu

Sebuah titik bersinar terang
Sebuah titk yang mempesona
Terpancar bagai pelita dalam ruangan kosong yang gelap
Gundah… risau… pikiran melayang jauh tak tentu
Tertegun sejenak… dan berkata
Jangan menyerah…

Ayunan langkah… terhenti
Terhanti perlahan… diam
Sudah…
Sudah sampai
Terima kasih Tuhan untuk sebuah penantian ini
Juniana Pasaribu
Kenangan
Detik demi detik kian berlomba dengan cepat
Berlari terus dan tidak mau kembali
Bergerak bersama menit,jam,bulan,bahkan tahun
Meninggalkan diriku bersama kenangan kita

Persahabatan dirajut selama tiga tahun
Denga beragam corak yang menghiasinya
Beraneka warna yang membuatnya menjadi hidup
Tertera di setiap insan yang mengaguminya
Fondasi yang dibentuk bersama
Dengan angan-angan ,usaha dan cita-cita kita
Berdiri kokoh
Denagn kesempurnaannya

Ingin rasanya memutar kembali
Lembaran kenangan yang dimakan waktu
Berharap kita kan bertatap muka kembali
Dengan cita-cita cerah di tangan kita

Nama : Juniana Pasaribu
Pretyy Yuniarti E. Sipayung
AKU PERCAYA
Pretty Sipayung
Aku memang belum mengenal diriMu
Aku belum pernah berbicara  denganMu
Bahkan belum pernah melihat rupaMu
Tapi, ada sesuatu yang berbisik di hatiku
Mengatakan bahwa kita sudah lama mengenal
Aku heran darimana bisikan itu berasal
Mengapa mendengarnya membuat hatiku yakin akan bisikan itu

Tapi keherananku mendorong diriku untuk mengenalMu lebih jauh
Aku mulai dengan membaca tentang buku yang Kau buat
Tentang cerita dan kisah yang Kau ciptakan
Kau sungguh ajaib
Hal ini membuatku menaruh kepercayaanku kepadaMu
Aku yakin akanMu

Mungkin orang akan bingung melihat diriku
Bercerita kepada sesosok yang tak kelihatan
Tapi hal ini tidak membuatku menjadi malu ataupun meninggalMu
Bahkan aku semakin yakin
Untuk menceritakan semua tentang diriku kepadaMu
Cerita dan rahasia yang ibu dan ayahku pun tak tahu
Bahkan mungin tanpa kusadari Kau lebih mengenal diriku
Kau lebih mengenal pribadiku
Sampai lubuk hatiku yang terdalam
Dan hanya satu yang kutahu
AKU PERCAYA kepadaMu
Sriati Monalisa Siahaan
MAAF, PAPA

Aku takut
Takut untuk menghubungimu papa
Takut bila kau marah lagi
Takut pada semua luapan emosimu

Maaf papa
Mungkin hanya itu yang bisa kuucapkan sekarang
Saat semua usahamu
Seakan terbuang tanpa hasil

Tapi papa
Ini bukan akhir dari segalanya
Bukan akhir dari apa yang ingin kutunjukan padamu
Maaf bila kau marah
Maaf bila aku tak seperti apa yang kau inginkan
Aku hanya bisa bilang
Semua ini belum selesai papa
Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu
Sesuatu yang lebih dari apa yang kau harapkan dariku


Yosafat Try Fajar
Bangkit pemuda Indonesia

Hai pemuda pemudi INDONESIA
Pejuang bangsa dan negara
Mari melangkah, maju terus pantang mundur
Bangkit dari kemalasanmu
Lihat dan lihatlah
Sadar dan sadarlah
Engkaulah harapan ibu pertiwi
Tanah air tercinta, Indonesia
Hai pemuda pemuda INDONESIA
Sambut hari esok yang menanti engkau
Penuh tantangan, dan juga harapan
Untuk esok yang lebih baik
Bangun dan bangkitkanlah dirimu
Kobarkan semangatmu yang membara
Jiwa dan ragamu penuh kerja keras
Meraih cita dan harapan

Yosafat Sm.Song
Berman Daniel Sinaga
SUNYI
Oleh : Berman Danyel Sinaga
Saat kumasuk ruang itu
Sunyi……
Sebuah kursi mempersilahkanku duduk
Kumeratap sunyi……..
Malam itu kucoba mengusirnya
Sunyi……
Jarum jam saling menindih
Dan memukul gong dalam peti
Semakin sunyi…….
Alunan lagu pohon meranti
Mencoba tuk menghibur hati
Tetapi sunyi….
Angin menerpa bulu kudukku tegak
Seakan menyuruhku berdiri tegap
Tetapi tetap sunyi….
Lambaian tirai mengajakku lari
Mari keluar dari
Sunyi….
Tetapi tak ada yang bisa
Jika hati ini tak terbiasa
Maka terasa sunyi…
Kuberdiri disini dengan kekuatan hati
Mencoba untuk tidak lari
Untuk melawan semua
Sunyi…..
Duli Asih Siregar
Hidupku di tanganMu


Hidupku adalah sesuatu
Yang selayaknya aku perjuangkan
Banyak duka dan suka yang telah aku jalani
Kadang terasa sakit seluruh badanku
Berjalan di atas kerikil
Melukaiku………..

Sering aku bertanya
Walau di hati saja,
Apakah ini takdirku?
Apakah ini yang telah direncanakan
Untuk aku jalani
Ini dilemaku
Yang aku tahu

Sejuta mimpi dan harapan
Telah aku gantungkan
Aku ingin meraih cakrawala
Terbang bebas di angkasa
Ingin lupakan kehidupan
Yang sejatinya maya

Ini hidupku
Aku tahu bak sebuah roda yang berputar
Kadang di atas Kadang di bawah
Yang aku tahu
Sering di bawah, jarang di atas

Aku………
Ini hidupku aku tahu
Tak bisa hanya pasrah begitu
Yang aku tahu ada yang bisa kuandalkan
Untukku
Untuk masa depanku
Untuk cita-citaku
Aku mengharapkan KasihMU…
Hary Rejky Hasugian
PENANTIAN
Telah lama engkau meninggalkanku
Jauh di sana tuk impianmu
Kebersamaan yang dulu tlah dibawa waktu
Entah keman aku tak tahu
  Sejuta laksa rasa enggan di hati
Tak menutup rasa rindu dalam diri
Ingin ku ungkapkan sebagai curahan hati
Namun aku hanya sendiri di sini
Mungkin ini adalah sebuah kebodohan
Mungkin ini adalah kesia-siaan
Tapi yang pasti ini adalah sebuah penantian
Ya…..penantian
Penantian buat engkau yang telah lama pergi
            Penantian buat engkau yang tersimpan dalam hati
Penantian hanya untuk engkau….
Sahabatku….

Lumban Benget Hutajulu
CITA-CITA

Kucoba memandang jauh ke depan
Meragukan hati melemahkan jiwa
Nun jauh di depan sana
Terhampar harapan dan tujuan hidup

Segala perbuatan dan usaha kulakukan
Bercucur keringat, menguras tenaga
Setiap jengkal yang kulalui
Memberikan makna yang cukup berharga

Oh. . .aku ragu apakah aku mampu
Mencapai titik akhir tujuanku
Setiap masalah datang menghadang
Kuhadapi dengan segenap jiwaku

Pedih, sakit, kurasakan
Menimbulkan luka sukma
Tetapi aku tidak peduli
Aku tetap teguh melangkah
Hingga kugapai cita-citaku
Rio Putra Vansidik S.
Masa Depan

Wahai pelajar
Anak-anak bangsa
Ingatlah  engkau mimpimu itu
Mimpi indahkah itu

Mimpi itu adalah masa depanmu
Mimpi  itu adalah kebahagiaanmu
Maukah kamu mewujudkannya?
Ataukah hanya melihat  di dalam tidurmu ?
Gapailah mimpi itu
Bangkitlah dari tempat tidurmu
Segera lihatdan wujudkan itu
Sebelum laut menenggelamkan mataharimu
Sumindak Roy Rafael Gultom
Masa Depan

Manusia seperti kita
Tak akan pernah melepas mimpinya
Karena bagi kita mimpi adalah sebuah taman indah
Tempat menanam benih harapan dan menempatkan cita-cita
Teman……
Jalan hidup memang selalu bersembunyi dibalik misteri
Dan tidak akan ada satupun diantara kita yang mengerti
Apa  yang akan disajikan hari esok dibalik kenyataan
Kesejatiankah atau keabadian
Ayolah teman…….
Kita berkeras dan bersiap
Menyongsong hari esok
Mencari akhir dari sebuah jalan
Demi cita cita
Karena aku yakin
Kebahagiaan sedang menunggumu
Yoshua Crisanto Valentino
Mimpi
Pagi itu
Beliau men gajar
Dengan suara lembut
Ditemani hujan yang mengalir deras
Ditambah cuaca dingin
Aaaahhh...
Tak kuasa aku menahan beratnya pelupuk mata

Tiba-tiba
Sampailah aku di satu gunung salju
Betapa senang hatiku meluncur di atas salju

Braaakkk...
Terjatuh aku dari seluncuranku
Ha ....ha...ha...
Terdengar  dari seantero kelas
Merah mukaku
Aaahhh.....
Mimpi oh... mimpi

Yoshua Hutagalung
Cindy Emil Simanjuntak
‘kosong…’

Aku bingung…
Kutatap lembaran dihadapanku
Putih bersih,tiada bernoda
Seakan memanggilku
Memaksaku mengisinya…
Kupaksa otakku…
Berpikirlah…pintaku…
Tapi tetap saja…
Saat kutatap lembaran itu…
Masih kosong tiada berubah…
Kutatap sekelilingku,mencoba menginspirasi diriku
Aku semakin bingung…
Kekosongan lembaranku menjalar ke otakku
Semakin kosong…
Kutatap lembaranku lagi
Tetap tak berubah…
Apa yang kau rasakan?
Kata kunci itu kembali menari-nari di otakku
Apa???
Kutanya diriku…tetap saja…
Lembaran itu masih kosong…
Waktu semakin sempit…
Aku semakin dipaksa  ‘tuk mengisi
Kekalutan meliputiku,penuh ruang kosong…
Mereka semakin cepat,semuanya mendesakku
Tapi tak dapat kutahan..
Aku semakin tertinggal…
Tak ada yang berubah
Penaku masih terdiam..
Lembaranku tak tersentuh…
Masih kosong…
Ini begitu menyulitkanku…
Seakan mengerti diriku
Dia pun terdiam..
Sendu..
Tak lagi memaksaku…
Aku terdiam…dalam kekosonganku…

Oleh. Cindy Simanjuntak
Kelas: XII IA1
Erika lusiani Sinaga
Realita

Kala itu gerimis
Genangi rerumputan yang kian menipis
Mengikis miriskeindahan
Ciptakan luka yang semakin mendalam

Ingin mata ini kupejam
Musnahkan memori tersisa
Tak ingin kudihantui bayang-bayang
Semenjak sang gelap datang

Sementara sinar temaram mulai menyusup
Hadirkan pahit  yang kembali mengusik
Hingga aku tergoda aku tuk kecap manisnya
Dan kini tersadar kuterpekur

Lalu kutengadahlangit yang kian gelap
Dan semilir angin berbisik lirih di telingaku
Tak cukup awan tebal penuhi cakrawala
Sang mentaripun meredup

Namun ia telah berjanji kepadaku
Akan muncul sang bulan tuk temani sepiku
Dan ada bintang-bintang tebarkan kedamaian


Kelamnya malam takkan usik estetika
Dinginya tak bisa bekukan hangatnya rasa
ia akan leburkan kerinduan akan logika
Bukan fatamorgana tetapi realita
 ERIKA SINAGA
Hendrik Lumbantoruan
Punggung Anak Bangsa

Jangan pejamkan matamu
Jangan kau tutup telingamu
Jangan kau seakan membisu
Jangan kau duduk diam dan lesu


Karena telapak kaki masih di tanah
Banyak mata yang masih basah
Banyak cacing perut yang ingin pindah
Dan raga kadang basah kadang gerah


Kawan, sekarang memang masih pagi
Namun sudah menjelang siang
Masih ada waktu untuk berlari
Mengejar mimpi yang menantang

Lawan pecundang bermulut manis namun sadis
Jangan biarkan ibu pertiwi menangis
Tanah air tidak boleh terkikis
Kan kupertahankan sampai darahku habis
Mader Hasugian
LINGKUNGAN ASRAMAKU
Tempatku asarama yayasan soposurung
Indah tampaknya di bawah gunung
Banyak siswa-siswi merenung
Menatap masa depan di langit ujung
Setiap hari kami senam pagi
Membangkitkan semangat jasmani
Bunga disekelilingku ditata rapi
Memberi gambaran hidup nanti
Kegiatan kami lewati dengan semanangat
Menghilangkan siswa-siswi dari pikiran jahat
Inilah lingkunganku yang tepat
Soposurung yang jaya dan penuh amanat
Oh asaramaku
Kan kukenang kau slalu

Nama; Mader Hasugian
Kelas;XII IA1
Riwan F.Bintang
Pengorbanan bunda

Ketika cahaya langit
Tertutup oleh awan…
Hati resah   ingat bunda…
Gelap akan hadir temaninya.
Terdengar olehku suara bisikan
Angin ribut sebagai tanda
Dan butir air berebut turun
Sedang kilat tertawa seakan penguasa..
Gemuruh membangunkan aku
Bayangan bunda hadir dalam benakku
Dimana dan apa yang bunda lakukan sekarang?
Detak jantung semakin berdetak cepat
Meski lapisan selimut menutupiku
Dingin masih menusuk hingga sumsum tulangku
Lalu bagaimana dengan bunda?
Diluar menjelajah dunia demi masa depanku
Hanya berlapiskan kain basah
berjalan dengan keringat bercampurkan hujan
bunda..pengorbananmu…
akan menjadi api dijiwaku..
Togu Manata Naipospos
MIMPI
Hari
Minggu
Bulan
Kulalui disini
Menggali sesuatu yang katanya ilmu
Datang pergi setiap hari
Diikuti mimpi-mimpi semu

Kulalui hari ini sama
Dengan acuh yang ada padamu
Dengan riang bersama dia
Tanpa ada yang sadar mimpimu

Kugali saja semua
Menunggu apa yang akan terjadi
Mimpi itu selalu saja melintasi jiwa
Menuggu raga mewujudkan mimpi

Bagiku ini adalah kewajiban
Yang memang harus aku hidupi
Ini adalah pengorbanan
Untuk mata air mimpi yang aku cari
David Fernando Napitupulu
Inilah Aku

Terkadang smua bagaikan tak terjadi
Terkadang rasa seperti ada
Dan terkadang rasa bagaikan tak ada
Aku tak dapat melampiaskan untaian kata-kata perihku
Aku tak percaya kau sadar akan senandungku ini
Bibirmu bilang kita satu jiwa
Tapi nyatanya apa???

Sakit di sanubariku
Perih sampai ke jiwaku
Membuat aku hanya terbungkam
Menahan sendiri sebagai tumbal
Sahabat....
Aku ingin semua rangkaian kata-kamu terjadi
Seperti apa yang telah terucap oleh bibir kita
Kita satu jiwa
Kita sati hati
Kita satu
Apakah kau sadar?
Tiap untaian kata dari kedua lembar bibirmu?
Jangan hanya pandai bertutur
Jangan lagi menganggapku mangsa bagimu...
Karena aku dan kau sama...
Kau tertawa saat aku jatuh
Kau terkadang tak sadar
Kau menghiraukan tiap sisi kehidupanku
Mungkin aku tak layak terseli diantara lembar hatimu
Mungkin aku tak cukup adanya
Tapi pernahkah kau berpikir sekilas akan kehidupanku?
Saat ini aku bagai sebatang kara tanpa kamu
Sahabatku...
Hari-hari berlari dan tak terhentikan
Kita akan berpisah tuk sementara
Ingatlah aku sebagai penyelip dalam lembar hatimu
Jangan pernah lupakan aku...
Sahabatku....
Fandi Aro Simanjuntak
Masih Pagi

Hari masih pagi
Hati terbangun raga tersentak
Otak bertolak ,jiwa  terbelalak
Kenapa?
Hari masih pagi
Tertegun dalam otak normalku
Hari yang lalu jahat darimu
Ragamu memanen di antara
Banyak yang menanam
Ragamu membuang diantara
Banyak yang menimba
Padaha Hari masih pagi
Tenggelam,
Tenggelamlah kamu jika tak sadar
Tenggelam dalam neraka bumi ini
Tenggelam dalam jahat hatimu
Di hari sore nantimu
Hari masih pagi
Kerahkan  jiwa ragamu
Singsingkan bajumu,raih bekalmu
Untuk sore dan malam hari nantimu
Karena hari masih pagi

Fandi aro
Ivani Juni Nainggolan
CINTA YANG TAK PERNAH HILANG

Bila langit kosong
Dan bumi tak bermakna
Hanya ada satu kasih yang tak hilang
Kasih seorang mama

Dikala lembing mendesing
Kau datang menjadi karang penjaga
Dikala jemari ini tak mampu bergeming
Ada kekuatan yang hadir dari genggam tanganmu
Tak pernah wajah ini kau biarkan murung
Selalu kau hadirkan kilau senyum diwajahmu

Mama...
Setiap warna nafasmu
Tak lupa kau bagikan untukku
Menjadi cermin hidupku
Agar aku bisa seperti mu

Terima kasih mama...
Untuk cinta yang tek pernah hilang
Untuk kasih yang selalu hadir
Tak cukup seribu bahasa
Untuk ucapkan rasa ini
Tapi akan kucoba menuliskan sesuatu dan berdoa untukmu




By : ivani nainggolan

Mey Merry Sidauruk
AKU INGIN KEMBALI

Di jalan sepi dia berjalan
Menelusuri setiap liku
Meraba – raba dindingnya di kegelapan
Mencari setitik cahaya

Telah lama ia tersesat
Karena dunia buatannya
Ia tutup matanya
Hidup dalam khayalannya

Ia tutup mulutnya
Hidup dalam bungkam
Ketika cahaya meninggalkannya
Khayalannya pun mengusirnya
Ia coba buka matanya
Namun matanya telah kaku
Ia coba berteriak
Namun ternyata ia bisu
Ia nyaris tergeletak
Tapi akhirnya dia bertelut
Di hatinya bergema
TUHAN aku ingin kembali

Karya :mey merry sidauruk



Rodyan Tambunsaribu
Indahnya Persahabatan

Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulu hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..

Sahabat bukan

MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..

Tetapi

Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa.
Triasni Marcarey Lira Sibarani
BUNDA
Bola matanya tidak bersinar
Tidak juga berpendar ke angan
Namun saat angin menghantar
Tak gentar  semua tenang
Saat  semuanya terlihat samar
Segala angan terlantar di lembah
Darah mengalir deras
Sekejap sejuk air menderu
Saat jantung berdetak kencang
Benak ini terlihat ragu
Rentangan tangan
Mampu menelan remuknya angan
Saat angin menghantar api
Segalanya terdengar sunyi
Lubuk hati terdalam
Meredam tanpa ke lembah
Bahagiaku tiada tara
Mendapat anugerah terindah
Yang menatap segala rasa
Hingga angan berhenti bernafas.......

TRIASNI SIBARANI