Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 25 Mei 2017

Fakta Empiris Penilaian Kita

Dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaranya yang menganggap hal ini adalah biasa. Salah satu kesalahan yang acap kali terjadi dan tidak disadari terjadi saat melaksanakan penilaian.

Pada hakikatnya, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi.  Dalam pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.  Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen  penilaian dalam bentuk  soal-soal, baik untuk menguji aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.  Kemampuan menyusun instrument penilaian inilah yang sering terabaikan sehingga intrumen penilaian yang diberikan guru tidak mampu mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2.Obyektif, berarti penilaian berdasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilaian.
3.Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
4.Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5.Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh fihak yang bersangkutan.
6.Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7.Sistimatis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langklah-langkah baku.
8.Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9.Akuntabel, berarti, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Bagaimana penilaian  yang sudah kita lakukan selama ini, apakah sudah memenuhi prinsip di atas? Apakah soal yang tersusun sudah akan benar mengukur apa yang ingin diukur? Sudah valid? Sudah reliabel? Sudah memiliki daya pembeda? Apakah bobot tingkat kesukarannya sudah tepat? Pertanyaan ini harus dijawab dengan tidak membohongi kata hati. Fakta empiris menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan masih memili kekurangan. Mulai dari kesalahan cetak sampai ketidaktepatan soal untuk mengukur yang seharusnya diukur. 
Bila dikaitkan dengan ranah kognitif Taksonomi Bloom, soal saat ini lebih banyak menguji aspek ingatan.  Banyak guru  yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih  keterampilan  berpikir tingkat tinggi peserta didik sebagaimana harusnya.

Kebiasaan buruk dalam penulisan soal, disadari atau tidak disadari harus segera di ubah, Mindset akan pentingnya proses penilaian yang benar dalam pendidikan harus segera diwujudkan. Kurikulum 2013 menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.  Agar Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, saat ini sangat diperlukan kreasi dan keseriusan guru dalam menyususun dan mengembangkan intrumen penilaiannya sesuai dengan perkembangan peserta didik. Peserta didik khususnya SMA  harus  sudah dilatih berpikir tingkat tinggi, sesuai dengan usianya.  Hal ini  dapat dilakukan oleh guru dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak siswa berpikir dalam level analisis, sintetis dan evaluasi.

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para guru dalam menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, sintesis dan evaluasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.  Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks  bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.

Kamis, 11 Mei 2017

Puisi Siswa

  
  
     RASA SYUKUR  
    Abe Dongan Inguer Christian

Ujung bumi tak terukur oleh matamu  
Cukup kembali,ingatkan tangan kita  
Luapan besar terselubung diaras rahmat-Nya  
Hai! Kamuorang lemah  
Tataplah romansa akan indahya tanah air kita  
   
Terangsang akan pagi  mulai merajut hari  
Akan banyak hapus hari kelam  
Sekarang! Inilah waktumu  
Tak terhitung harganya,esok t’lah dibangun  
Meenun niat tuk berdoa  
Tanpa ada dengungan pikiran menodai  
Tuk melebarkan hati, sebar sukacita  
   
Rumpun nyawa bertelut  
Sujud diatas tanah begitu kotor  
 Tak kurung niat mengangkat tangan  
Menyembah dan tunduk kepala  
Menghadap-Mu atas hujan rahmat karunia  
Merimpun dalam kesukaan hati  
   
Terima kasih dari anak-Mu  
Lepas pena kedosaan  
Tuk menggantinya dengan jubah berlambang  
Bersih tak beroda menyelimut raga  
Di bumi, tanah tak ada ruang bagi-Mu  
Rindu Ayah
Dwi Pebrianto Sihombing

Secercah cahaya hamburkan kegelapan malam  
Sekeping embun membelai lembut keriputmu  
Semuanya menggugah lelap lelahmu  
Kau harus memulai hari ini untuk kami  
Hujan ini hempaskan daratan di bumi  
Tapi hujan ini tak hilangkan semangatmu  
Laut biru tempat berteduh si ikan karang  
Kau menjaga kamu dalam karang tuamu  
Kini aku t’lah jauh darimu  
Aku dalam perjalanan hidup masa depanku  
Kau menuntun semangatku tuk melangkah   
Tutur harapmu masih tergiang di telingaku  
Ayah,  
Inginku ambil semua beban di pundakmu  
Semua peluhmu ‘kan ku usap  
Semua harapmu adalah tugasku  
Ku inginkan senyum hangat Ayah   
Angin, titip rindu buat Ayah  
Sampaikan isi hati ini  
Wahai langit jagai ayah di kampung  
Di perantauan ini anakmu kan terus melangkahkan harapmu  
Sejuta salam  
Sejuta kasih   
Sejuta cinta dan   
Sejuta rindu ini buat Ayah  


 AKU DAN KAU
  Grace Theresia Sihotang
   
Engkau kembali membuatku tertegun  
Sekali lagi kau buat aku menangis  
Kesekian kalinya aku merasa sakit  
Mengapa kau meninggalkanku?  
Membiarkanku merana seperti ini  
   
Aku begitu membencimu  
Kau selalu membuat aku sakit  
Member pukulan yang tertubi-tubi  
Seolah sedang mempermainkanku  
   
Apakah kau membenciku seperti aku terhadapmu?  
Apakah kau pernah menganggapku ada?   
Apakah kau mau memberiku kesempatan?   
   
 Mengapa engkau seolah tertawa  
Dan menganggapku tidak penting?  
Apakah engkau yang salah  
Atau mungkin diriku yang terlalu sok  
Seringkali mengabaikanmu?  
   
Aku janji akan berusaha   
Untuk lebih menghargaimu  
Tapi tolong beri aku kesempatan  
Aku tidak ingin menangis lagi  
Waktu dengarkan aku…  
   


UNTUK SEBUAH KEINGINAN IBU DAN AYAH  
Iyain Sihombing
   
Dikalau hari menjelang terang  
Sang surya akan mengintip di seberang bukit  
Hari masih sunyi dan dingin  
Zamrud berkuasa menutupi keheningan malam  
   
Engkau selalu tahu waktu  
Ibarat matahari akan bersinar pada waktunya  
Membagi kehangatannya kepada kehidupan  
Kehidupan yang dingin dan gelap  
   
Tersentak aku menutup dunia mimpi  
Menumpukan kedua telapak kaki ke bumi  
Melangkah perlahan demi perlahan  
Melanjutkan waktu yang tidak bisa kembali  
   
Dengan berbekal semangat dan perlengkapanmu  
Engkau berangkat menuju kerja  
Meskipun dingin menyerangmu dan jalan yang masih kau raba  
Tetapi tekad sudah kamu tanam  
   
Sekalipun rambut mulai putih  
Tubuhmu yang kian terbungkuk  
Tulangmu yang mulai keropos  
Dan kulitmu semakin keriput  
   
 Tetapi semua kebaikan kau lakukan untukku  
Biarpum umur yang semakin suntuk  
Dengan senyuman dan ketegaranmu  
Engkau selalu beri yang terbaik  
   
Terkadang engkau  akan lupa makan  
Terkadang engkau akan lupa minum  
Hanya untuk menyekolahkan kami   
Semua anak mu  
   
Engkau selalu mengajari kami  
Betapa susah untuk berjalan melintasi kehidupan  
Betapa susah untuk mencari sesuap nasi  
Betapa susah untuk mencari seteguk air  
   
Tetapi engkau selalu meyakinkan kami   
Untuk terus bersekolah mencari ilmu  
Biarlah tubuh dan jiwa bekerja keras  
Asal cita-cita bisa kau gapai  
   
Dengan demikian hatiku sudah senang  
Ingatlah akan ayah dan ibumu  
Meskipun keadan begitu susah  
Tetapi inilah keluarga kita  
   
Ibu…. Ayah….  
Hari-hariku sudah banyak berlalu  
Pelajaran dan ilmu ku usahakan selalu  
Untuk wujudkan keinginan dan membuat dirimu senang   



Harapan dan Perjuangan  
Landong Sihombing
  
   
Melihat langit terang  
Memancarkan suatu keindahan   
Awan berlari-lari dilangit  
Menuju suatu temapat terang   
Pancaran cahaya berkilauan   
Menerangi langit dan bumi  
Tampak warna biru meluas  
Memancarkan suasana damai dalam hati  
Pikiran terbang melayang  
Ingin menembus cakrawala biru  
   
Burung-burung beterbangan  
Menembus jauh keangkasa   
Menuju tempat indah disana   
Banyak ancaman diangkasa   
Badai dasyat dilalui   
Angin kencang di tembus  
Menerjang dengan sekuat tenaga   
Lemah tersingkirkan   
Kuat akan terus maju  
   
Burung-burung mencari makan   
Daratan dan lautan Incaran   
Bekal cukup sanggup terbang  
Bekal kurang terbengkalai  
Kuat sayap, kuat kaki  
Bekal yang baik bagi burung  
Menuju Tempat yang jauh dan indah    


SESAL OLEH WAKTU
Rahayu Party Juni Artha Situmorang
   
Saat aku bangun dari mimpi  
Satu hal yang kusadari   
Sesuatu telah pergi   
   
Saat aku sadar hari ini  
Satu hal yang kusesali   
Tak bisa kuputar ulang lagi   
   
Ketika aku memiliki semua itu   
Tak pernah terpikirkan olehku  
Ku akan kehilanganmu   
   
Kini saat aku menyadari semua yang terlewati  
Sesal dan nestapa meracuniku  
Mengacaukan mimpi dan harapanku  


Inilah Aku, dan Diriku  
Satria Utama Purba
   
Terkadang smua bagaikan tak terjadi  
Terkadang rasa seperti ada  
Dan terkadang rasa bagaikan tak ada  
Aku tak dapat melampiaskan untaian kata-kata perihku  
Aku tak percaya kau sadar akan senandungku ini  
Bibirmu bilang kita satu jiwa  
Tapi nyatanya apa???  
   
Sakit di sanubariku  
Perih sampai ke jiwaku  
Membuat aku hanya terbungkam  
Menahan sendiri sebagai tumbal  
Sahabat....  
Aku ingin semua rangkaian kata-kamu terjadi  
Seperti apa yang telah terucap oleh bibir kita  
Kita satu jiwa  
Kita sati hati  
Kita satu  
Apakah kau sadar?  
Tiap untaian kata dari kedua lembar bibirmu?  
Jangan hanya pandai bertutur  
Jangan lagi menganggapku mangsa bagimu...  
Karena aku dan kau sama...  
Kau tertawa saat aku jatuh  
Kau terkadang tak sadar  
Kau menghiraukan tiap sisi kehidupanku  
Mungkin aku tak layak terselip diantara lembar hatimu  
Mungkin aku tak cukup adanya  
Tapi pernahkah kau berpikir sekilas akan kehidupanku?  
Saat ini aku bagai sebatang kara tanpa kamu  
Sahabatku...  
Hari-hari berlari dan tak terhentikan  
Kita akan berpisah tuk sementara  
Ingatlah aku sebagai penyelip dalam lembar hatimu  
Jangan pernah lupakan aku...  
Sahabatku....  



Jiwa yang Hampa
Wandes Markus E. Hutabarat

Pagi yang cerah  
Mentari putih t’lah mengintip  
Butir embun nan mungil  
Kini menempel di daun cempaka  
   
                       Malam yang hening  
                      Krik-krik jangkrik bernyanyi  
                       Menikmati indahnya bulan  
                       Dan bintang yang berkedip  
   
Tapi…  
Apalah semua itu  
Pagi berganti pagi  
Malam pun silih berganti  
Dan aku…  
Jiwaku bagai mesin mogok  
S’lalu bertahan dalam keheningan   
Beharap dapat secerah pagi  
Bersama pipit di pucuk cempaka  
   
Namun…  
Aku yakin..  
Tak selamanya jiwa ini hampa  
Suatu saat pasti kan terisi  
Dihembus angina bahagia  
Dan dilanda hujan berkat  
Serta ombak sukacitapun turut berpaut  



BIARKANLAH……..  
Andika Kristanto Panjaitan

Kau boleh saja rampas kebebasanku  
Mungkin aku harus terus menerus menuruti maumu  
Kau boleh ambil harta milikku  
Mungkin saja aku dilahirkan tidak untuk memiliki  
Atau …  
Kau boleh saja rebut apa yang kucintai  
Mungkin juga hidupku tidak untuk mencitai  
   
Bahkan jika kau ingini..  
Kurelakan napasku untukmu  
Terlepas dari tubuh yang sesak ini  
Ya….. semuanya untukmu   
Hingga aku mahluk yang tak punya  
Semuanya terserah apa katamu..  
   
   
Tapi biarkanlah jiwaku  
Saat akhir hayatku   
Tenang disisimu TUHANKU…  


Anak Pejuang
Firman Valentino Sirait
   
Ini realita atau hanya fantasi?  
Kuterperangkap di lembaran dunia ini  
Ku tak punya jalan keluar dari realita ini.  
   
Buka matamu, tataplah langit, dan lihat....  
Ku hanya anak malang,  
Aku tak butuh kesejahteraan  
Karena  
 ku mudah diajak ataupun berkompromi  
terkadang  tinggi terkadang  rendah.  
   
ya.....Bagaimanapun angin berlalu tanpa ada yang menghalangi.  
   
Ibu....baru saja bunuh seorang lelaki,membidik senapan itu ke kepalanya,menekan pelatuknya  sekarang dia mati  
   
Ibu....hidupku baru dimulai, tapi ku telah hilang dan melupakan selamanya  
   
Ibu....tak bermaksud buatmu menangis, kalau aku tak kembali lagi saat ini ataupun lusa  
   
Terlambat..........  
Waktunya telah tiba  
Membekukan tulangku,  
Badanku sakit setiap waktu  
   
Selamat tinggal semuanya,  
Kuharus pergi meninggalkan kalian dan hadapi kenyataan ini  
   
Ibu....Ku tak mau mati  
Aku terkadang berharap tak terlahir sama sekali.  
   
   
   
Tak ada masalah,....  
Semua dapat melihat  
Tak ada yang bermasalah padaku.........  





HARAPAN SEMU
Gustina Astria Sirait
   
Langkah kakimu mulai bergerak maju   
Satu persatu dan tak tentu  
Kencangnya angin pun tak kau hiraukan  
Badan nyaipun kau tahankan   
Kau menang …  
Aku juga…  
   
Waktu yang mempertemukan   
Waktu yang mengubah  
Waktu tidak peduli akan apa yang kita rasa  
Dia hanya peduli dengan apa yang akan ia lalui  
Bahkan ia tak pernah memberi tahu  
Saat kau datang dan member aku pita merah itu  
   
Kau tak tau bahwa aku sudah memilikinya  
Namun sadarku mengatakan, aku juga ingin punya pita merah darimu  
Tetapi dengan apa aku bisa meminta kembali  
Karena kau telah membiarkannya pergi  
Aku mengerti  
   
Hati terasa peri  
Harap semakin tinggi  
Berharap masih ada titik temu  
Nyatanya kaupun semu  
Aku paham  
   
Harapku bagai Utopia  
Dan aku akan merusaknya dan membuangnya   
Kau adalah kau  
Aku adalah aku  
Naming doaku akan tetap bersamamu  



BURUNG BESI PEMBEDA RUANG  
Johannes Smith Sormin
   
Lama aku terdiam  
Lama aku merenung  
Lama aku berfikir  
Mencari suatu jawaban  
Akan sisi lain dari kehidupan  
   
Terdengar bunyi yang begitu mendebar hati  
Tanah dan bumi seolah bergetar  
Menambah rasa penasaran bercampur khawatir  
Terlintas akan tibanya suatu perpisahan  
   
Perlahan aku beranjak  
Perlahan aku tinggalkan   
Daratan yang penuh gelombang, kekacauan, bahkan kehancuran  
   
Tapi sekarang…  
Aku seolah terbebas  
Ku lihat hamparan daratan hijau yang luas  
Bentangan biru samudera,   
Juga gumpalan kabut bagaikan salju  
Seolah dalam perjalanan ruang dan waktu  
   
Tak dapat kuartikan dan tak dapat kuungkapkan  
Betapa indah, damai, dan tenteramnya langit ini  
Mataku tak dapat berkedip  
Tak ingin rasanya kehilangan satu detikpun dari masa ini  
Suatu fenomena yang sangat menakjubkan  
Yang akan selalu kukenang dalam hari-hari ku  
   
Tak lama lagi…   
Ini pasti berakhir  
Meski kau tak dapat melihat dan merasa  
Terimalah kiranya ucapan terima kasihku ini  
Kau tak akan pernah hilang dari hidupku  
Tetaplah melayang boeing 737   



 BINTANG UNTUKMU  
Laura Apriliani Sihotang

Segalanya terasa berubah…  
Saat aku menatapnya sekali-kali  
Merasakan angin saat berada di dekatnya  
Begitu menyakitkan   
   
Menghela nafas setiap kali melintas   
Membawa kepedihan…  
Aku masih ingat…  
   
Dulu kita pernah bersama  
Merangkai mimpi bersama  
Melihat bintang mimpi kita   
“Itu bintangku” kau bilang penuh harapan  
“Ini bintangku” aku menatap langit lembut  
   
Tapi itu dulu  
Saat kita masih bersama…  
Kau masih disini denganku  
Kita menatap langit kita bersama  
Menjalin cita merangkai asa…  
   
Kini semua berbeda  
Kau berjalan sendiri   
Kau sanggup… tapi aku tidak…  
Kau melangkah pasti…  
Kau bisa… tapi aku tidak   
Hingga kau jauh…  
   
Kau bilang kau temanku  
Tapi musuh dalam jiwaku  
Kau sahabatku  
Tapi tak ada untukmu…  
   
Kalau memang temanku  
Dan aku pun begitu   
Kau memang sahabatku  
Semoga aku pun begitu   
   
Ku tunggu hingga kita bersama lagi  
Kan kuberi kau bintang   
Dan semoga kau pun begitu…  



SAHABAT  
Rica Martyna
   
Kusimpan lembaran hitam – putih   
Yang telah lama kutulis dengan tintamu  
Ku lipat kain indah dan halus  
Yang telah lama ku rajut dengan benangmu  
   
Ternyata akan masa lalu, saat kita mulai meraih  
Sejuta janji dan ucap setia  
Melangkah, berjalan dan terjatuh kadang   
Namun kita bersama dan kau selalu menggandengku  
   
Tiap detik bersamamu  
Berjuta mimik dihidupku  
Dengan ketulusan dan kerendahanmu  
Dengan sejuta realita dan penghianatanku  
Maafkan aku oh….  
   
Coba sejenak kita berpikir  
Sebenarnya, untuk apa hidup? Aku? Kita?  
Bukankah selama ini kita bermain drama?  
Kau kira kau hidup untuk apa?  
Bukankah kau, aku, kita punya mimpi yang indah?  
Hidupku, hanya hidupku, sama sepertimu  
Dan bukan, bukan kau yang ku impikan  
Kau hanya kebahagiaan kecil yang Tuhan kirim padaku  
Dan sekarang sudah habis waktu untukku, untukmu  
Pergi, berlari dan kejarlah setiap asa yang terlah tertunda  
Kehidupan yang kau inginkan, bukan aku  
Atau besok aku akan benar-benar membawa seluruh barangku   
Dari hidupmu  
   
Tapi aku akan tinggalkan memori-memori itu dihatimu  
Hingga suatu hari aku, hidupku, bertemu dengan dirimu, hidupmu  
Dan perih yang sempat terurai  
Tertutup menjadi kenangan diperjalanan hidup  
Selamat jalan sahabat…  



MENGEJAR WAKTU  
Sigop Elliot Parsaulian Lumbantoruan
   
Pagi datang mengantikan malam  
Hari-hari kita semakin mendekat  
Ah…  
   
Jam dinding pun tak dapat berhenti  
Membuat waktu terus berlari   
Tanpa mau sedikitpun kompromi  
   
Kawan..   
Kau mau apa?  
Jangan sia-sia..  
Atau semua mimpimu nantinya hanya angan belak  
   
Kawan..  
Siang malam….lautan soal jadi teman  
Kasur dan bantal jadi lawan  
Menyingkirkan semua kepentingan.  
Menguras otak dan pikiran  
Berlari mengejar waktu  
Mengutamakan hari yang bahkan masih di depan  
   
Kawan..  
Apakah ini tujuanmu??  
Atau hanya sekedar pertahanan egomu..  
Sekedar penahan malumu  
Meraih status mahasiswa kebanggaanmu..  
Walau hatimu berkata itu bukan bidangmu??  
   
Ah..  
Namun kita hanya bisa terpaku  
Melihat waktu yang terrus berlari  
Atau dirimu yang mencoba melampaui sang waktu itu  
Karena aku kini telah ditinggalkan dirimu dan waktu  
Yang terus melaju bersama mimpimu itu  

MIMPI  
Yesika Berliana Sitorus


Mimpi  
Engkau ada   
Nyata dalam pikiranku  
Engkau senang berlari  
Dan kau haruskanku berlari  
Untuk menggapaimu  
   
Anganku  
Terkadang aku terlalu lelah  
Aku putus asa  
Merasa tak sanggup untuk meraihmu  
Engkau tak pedulikan aku  
Tapi kuakui kau inspirasiku  
   
Mimpiku   
Kau beri aku semangat  
Untuk jalani hidupku  
Kau sadarkan aku  
Bahkan hidup tak mudah  
Tekad kau tanam dibenakku  
   
Anganku…  
Apakah ku bisa?  
Bisa meraihmu  
Taukah kau mimpi  
Aku tak akan melepasmu  
Bersusah payah kurangkai kau di otakku  
   
Mimpi…  
Ternanglah, tunggu aku  
Aku tak akan menyerah  
Belum habis nyawaku  
Nafasku ini pun masih panjang  
Ragaku tak lelah demi dapatkan kau  
   
Tuhanku  
Beri aku kekuatan  
Untuk mengejar dia   
Saat ku berhasil  
Kupeluk erat dirinya  
Mimpiku yang sudah nyata  
   




NAIF  
Arivin Zebua
   
Kehadiranmu tak mampu kupungkiri  
Kesetianmu selalu menemaniku  
Membimbingku ke alam mimpi.  
Membawaku melihat apa yang kuingini  
Tanpa mampu melihat kenyataan  
   
Naif......  
Mengapa engkau menjadi bagian diriku?  
Perlahan namun pasti  
Engkau merakitku, menjadi  
Seekor harimau dalam kandang besi  
   
Harimau yang terkurung di dalam kandang   
Tak kan bisa menggapai burung   
yang terbang tinggi di angkasa  
   
Ketika harimau mengeluarkan taringnya  
Aumannya menggelegar  
Taring dan cakarnya   
Melambangkan keberadaan dirinya  
Yang siap memangsa burung di angkasa  
Namun,apa daya?  
Ketika ia masih terkurung di dalam kandang  
Semuanya hanyalah kenaifan diri  
   
Sang burung akan terbang lebih tinggi  
Mencoba menemukan tahtanya  
Saat itulah   
Harimau yang terkurung dalam kandang akan sadar  
Taring,cakar,auman, kebuasan  
Semua itu,hanya menunjukkan kenaifan diri  
   
Namun,satu hal yang kuyakini  
Teruslah menggigit  
Teruslah menyabet kandang besi itu  
Pertajam lah taring mu  
Dan jangan berhenti mencoba  
   
Suatu hari   
Harimau akan merobek kandang besi  
Berlari mengejar burung diangkasa   
Saat itulah  
Sang harimau akan menjadi dirinya sendiri  
Menemukan tujuan dan impiannya  
Dan takkan berhenti mengaum  
Sampai sang burung diterkamnya.  
   


PULANG  
Fitri  Rahayu Silaen
(Fitri Silaen)  
   
Kadang aku pun merindukanmu  
Merindukan hari bersamamu..  
Ingin rasanya untuk kembali   
Seperti yang dulu lagi  
   
Tapi apa semudah itu?  
Kau tak tau apa yang ku hadapi  
Tak ada yang mengerti akan aku  
Aku berharap kau pun menunggu ku  
   
Aku pun ingin kembali  
Berharap bintang-bintang menari  
Menari bersamaku saat aku pulang  
Menyambut saat aku datang  
   
Saat-saat seperti ini  
Saat nmataku terpejam  
Sangat jelas bayangan pulang  
Tak ingin aku terjaga dari mimpi ini  
   
Saat tirai imaji membuka  
Semakin jelas sangat senyumanmu  
Memanggil aku tuk segera pulang  
Iringi langkahku merangkai mimpi yang s’makin dala  
   
Tapi,  
Aku tau tak akan mungkin   
Kau tau untuk apa aku di sini  
Biarkan aku hanya memimpikan senyumanmu  
Dan tak ingin terjaga sampai aku pulang  
   


SAHABAT  
Hilman Wisnu Siahaan
   
Saat sepi, saat sunyi  
Suara jangkrik membahana memecah malam  
Kau menyadarkanku dari lamunanku  
Mengajakku menelajahi indah dunia  
Mengubah malam kelam menjadi cerah  
   
Saat ku terjatuh dan terjerumus  
Tak seorang malaikat tak datang   
Menjadi penolongku  
Saat ku tidak bersemangat  
Kau tuntun aku dengan semangatmu  
   
Kau ajari aku menghadapi dilemma dunia ini  
Semangatmu bagaikan semangat bagiku  
Kata-katamu menyegarkan pikiranku  
   
Sahabatku…  
Dunia terasa hampa tanpamu  
Walau matahari sudah enggan bersinar  
Kau tetap sahabatku yang setia  


AKU….   
John Lindon Tampubolon

Aku….  
Adalah aku yang menyusuri  
Liku-liku kehidupan  
Terbawa-bawaa oleh hembusan  
Angin yang turun dari kaki bukit  
Aku….  
Adalah setiap hela nafas,  
Setiap irama jantung yang   
berdetak di dalam dada  
Aku yang terbentuk dari setiap  
Air mata yang menetes  membasahi  
Sepi  
Aku….  
Adalah yang terbuang   
Dalam tumpukan kertas di pojok ruang  
Yang menyendiri dalam segala kebingungan  
Cemas dan terlepas  
Aku….  
Adalah apa yang tidak aku ucapkan  
Yang tidak aku katakana  
Yang tidak terdengar bahkan dalam   
Heningnya malam sekalipun  
Terseok-seok seakan terbenam dalam waktu  
Dan aku adalah aku….   



KENYATAAN HIDUP  
Manimpan R Lumbanraja
   

Tak dapat ku katakan  
Namun selalu ku rasakan  
Hal yang terus menerus   
Membuat aku termenung  
   
Aku tau………..!  
Tak mudah untuk melepaskannya  
Tak mudah lari darinya  
   
Aku hanyalah seorang biasa  
Yang tak bisa berbuat apa apa  
Yang hanya bisa berharap  
Bisa bertahan  
   
Saat aku mencoba lari darinya  
Sayapku tak mampu untuk bertahan  
Mungkin juga denganmu  
Kau harus tahu itu  
   
Kepada semuanya  
Kukatakan kepadamu  
Kau tak dapat lari untuk menghindar  
   
Kau telah terikat  
Dan tak akan lepas  
Karena kau dan aku  
Tak ada beda  
   
   
 SUNYI PEMBERI KETENANGAN  
Roy M.Alexander Sirait
   
   
Malam,  
Ketika semua suara mulai lelap dalam kesunyian  
Hanya terdengar suara hati bergemurh dalam dada  
Aku seperti melihat laut yang tak tersentuh oleh angin, tenang!  
Tenang di permukaan, gemuruh suara ikan didalamnya  
Aku membayangkan melihat laut yang tenang di malam hari  
Dipadukan dengan remang cahaya bulan  
Tenang dan indah!  
Kini aku sadar  
Kenapa malam diciptakan  
kenapa dunia ini tak di isi hanya dengan pagi  
 Hanya dengan siang saja!  
 Malam adalah pengaduan, Mengadulah!  
 Dan jawablah sendiri!  
 Karena kau sudah punya jawabannya  
 Nikmati malammu  
 Jangan hanya kau gunakan untuk tidur  
Bangkit dan renungkanlah  
Apa yang sudah kau lakukan hari ini?  
…..  
…….  
Sudah?  
 ………  
 Kau sudah dapat jawabannya?  
 Terimalah….  
 Dan gunakan itu untuk esok hari.


  
 AKU  BUKAN  PUNGGUK  
Oleh:Theodora Purba  
   
   
Semilir angin menyapu wajahku  
Buyarkan lamunan tentang nasibku  
Ya…nasib kawula muda sepertiku   
Di waktu yang akan menjemputku  
   
Akankah aku mendapat bintang itu  
Bintang yang terlalu jauh dari dalam mimpiku  
Ku tak mau menjadi pungguk  
Merindukan bulan hingga habis masaku  
   
Terik matahari menyinari pikiranku  
Terangkan pikiranku yang galau  
Bahwa ada pungguk yang berbeda  
Pungguk yang mampu meraih bulannya  
   
Kuteladani pungguk yang berbeda itu  
Bahwa aku pun mampu   
Mencapai cita dan anganku  
Pencapaian menjadi kawula sukses  
   
Akankah aku mendapat bintang itu  
Akankah aku pungguk yang berbeda itu  
Kujawab tanya itu dengan pasti  
Tentu…karena aku akan berjuang  


PERJALANAN  
Yogi Salomo M. Pratama
   
Gunung itu begitu tinggi  
Jalan yang harus kutempuh masih jauh sekali  
 Terpikir hatiku, tak usah saja kudaki gunung itu...  
Tapi bukankah hidup ini pun begitu,  
Kadang segala sesuatunya terasa begitu sulit  
Namun harus kita hadapi juga,  
Maka,  
Gunung itu harus kudaki.  
   
Perjalanan ini berat sekali,  
Napasku sengal karena beratnya medan,  
Tanganku luka-luka semua, terkena kerikil-kerikil itu,  
Jalan yang harus kudaki begitu terjal,  
Semakin kujalani, nyaliku semakin ciut.  
   
Akan tetapi aku sadar,  
Aku harus mendakinya,  
Sesuatu pasti telah menungguku di puncaknya  
Jadi meskipun napasku habis dan tanganku luka  
Gunung ini harus kudaki  
   
Akhirnya aku sampai di puncak,  
Aku berbalik dan kulihat alam semesta ciptaan Tuhan terbentang di depanku,  
Ya,  
Untuk inilah aku mendaki gunung ini,  
Untuk menyadari dan mengagumi karya Tuhan ini.  
Pendakian berat ini membuatku sadar  
Begitu banyak berkat Tuhan yang harus kita syukuri.  
   
Aku bersyukur sudah mendaki gunung itu,  
Ya, gunung ini sudah kudaki.  
   


UTOPI  
Astuti Nababan
   
Tak ada yang tampak  
Namun mengapa bjsa kulihat  
Fatamormagana ini benar-benar nyata di depanku  
Tapi, memang tidak ada  
   
Semakin kucoba menepis apa yang kulihat  
Namun semakin jauh aku terperangkap di dalamnya  
Setiap akuberpikir semua itu maya  
Mengapa semakin nyata kurasa  
   
Sudahlah...,tolonglah...  
Mimpi ini membuatku semakin gila  
Bayanng-bayang itu membuatku selalu berharap  
    Khayalan ini seakan bualan belaka  



TERKADANG
Gabriel Nababan
Terkadang…  
Kumelamun di depan meja belajarku  
Berangan-angan…  
Hendak jadi apakah aku nanti  
   
Terkadang…  
Aku berimajinasi sendiri  
Sambil menutup mata  
Akhirnya aku terbawa ke dunia yang kunanti-nantikan  
   
Mimpi…  
Selalu membawaku ke dunia yang sangat indah  
Membawa pikiran dan jiwaku ke tempat yang tak pernah kukunjungi  
Sesuatu yang tak kumengerti maksud dan tujuannya  
   
Seandainya dia kuikuti  
Mungkin aku tidak seperti ini…  
Menanti-nantikan yang tak kunjung pasti  
Menunggu waktu yang tak kunjung habis  
   
Tapi aku yakin  
Mimpi itu benar adanya  
Ia tidak berbohong dan berdusta  
Ia selalu yakinkanku untuk selalu bermimpi  
Bermimpi akan apakah aku nanti  
Mimpi  
Selalu mengingatkanku  
Dia selalu temani pikiranku  
Setiap malam dan mungkin belajarku  
Tiap aku sedang lelah dan tertidur  
   
Tetapi…  
Apakah mimpi itu menjanjikan?  
Sebenarnya engkau berasal darimana?  
Apakah engkau baik atau jahat bagiku?  
Ataukah… aku hanya seorang pemimpi?  
   


IBU  
Oleh  :  Immanuel Pirton butarbutar  
       
Perempuan kelam yang senantiasa hadir dalam pahitnya dunia   
Mengerutkan dahi bersatu di atas titik  
Sebab kulit yang tersayat akan terluka   
belulang yang patah hilang jua  
meredam asa yang telah lama tersiang   
meninggalkan bekas mimpi yang tak terduga  
   
   
Lama telah ibu dihunjung duka  
Lama sudah kelam mendekat  
Hendak bersiap siaga merenggut si kaki batu  
Yang telah menyusuri setiap detik kehidupan   
Dengan langkah kaki yang bernada   
   
   
Tiadakah  langit dijunjung   
Tiadakah tanah dipijak   
Ketika debu menutupi wajah yang bewarna  
Pudara tiada sirna   
Dengan meninggalkan nista  
   
   
Tulang yang putih berubah merah   
Darah yang merah berubah bening   
Gunung gunung penghalang langkah   
Telah merenggut si perempuan batu  
Hingga hilang menjadi debu  
Berubah menjadi kelabu  
   


 Ayah       
Oleh   :  Jonas sihombing  
   
   
 Lama sudah ia tinggalkan rumah itu  
Ia tinggalkan ayah   
Ya, laki-laki tua yang merawatnya sejak kecil   
Laki-laki yang menjadi milik satu satunya   
   
Ia ingat dulu   
Saat berangkat  
Di ambang pintu itu  
Ia peluk laki-laki tua itu   
dan yakin  
“Ayah aku akan merindukanmu , aku akan mewujudkan impianmu!”  
   
   
Dan ia pun merantau  
Melihat hal-hal baru  
Melihat orang orang baru  
Mendengar suara- suara baru  
Yang tak pernah ia tahu  
Sampai ia sadar  
Wajah ayah  
Tatap matamya  
Walaupun tak seperti dulu lagi  
   
Kini usai sudah perantauan itu  
Dan ingin kembali  
Namun ia terlambat ayah nya yang sangat ia cintai itu  
Telah pergi bersama air yang yang telah menyapu kota itu  
   
   
   
   


WAKTU  
Marluhut Ganda.H.Sigiro

Ditunggu tidak bisa,  
Dikejar tidak dapat  
Meskipun sampai sabar aku menunggu,  
Bahkan hingga lelah ku mengejar,  
Kau tidak bias kudapatkan.  
   
Kau selalu dinantikan,  
Bagi orang yang menunggu  
Kau selalu di hargai,  
Bagi orang yang bijaksana  
Dan Kau selalu tidak ingin berlalu,  
Bagi orang yang sedang bahagia  
   
Ingin ku ke masa depan,  
Melihat hal yang akan terjadi kelak  
Tetapi engkau tidak dapat diputar  
Kini,,,,  
Ingin ku kembali  
Memperbaiki yang lalu,  
Menuja yang terbaik  
Tetapi engkau tidak dapat diulang  
   
engkaulah Sang Waktu  


 RUMAH TUA  
Ruth Evelyn T Siahaan
   
Tak dapat kuelakkan lagi   
Perintah ibu untuk pergi kerumah tua itu  
Rumah yang tak pernah kelihatan  
Siapa penghuni dan pemiliknya  
   
Jarak rumah itu tak jauh dari tempat ini  
Tapi kakiku sangat berat melangkah kesana  
Pikiranku melayang-layang memikirkan   
Apa yang akan kuhadapi disana nantinya  
   
Dari dekat kuamati rumah itu  
Ternyata hanya sebuah rumah kecil dengan pekarangan yang luas  
Namun semuanya tampak tak terawatt  
Mungkin telah lama ditinggalkan pemiliknya  
   
Tiba-tiba dari dalam rumah itu  
Terdengar seseorang yang hendak membuka pintu  
Aku ingin segera berdiri meninggalkan tempat itu  
Namun seluruh tubuhku tak mampu bergerak  
   
Dari balik pintu tua itu  
Tampak seorang nenek tua  
Yang sudah sangat tua dan   
Sangat lelah karena ketuaannya  
   
Ketika terucap satu kata  
Dari bibirnya yang tua  
Aku mengerti tentang apa yang dirasakan  
Rasa sepi karena hidup sebatang kara   


Perjuangan  
Oleh : Tito Sinaga  

Hembusan angin pagi  
Burung-burung berkicau  
Laksana senandung simfoni yang merdu  
Desisan binatang melata  
Awali lembaran baru  
   
Garis awalan telah dilepas  
Susuri jalan yang dibangun puluhan tahun  
Pahami yang dilalaui  
Mengerti yang dilewati  
Berjuta warna-warni  
Bersaing menjadi yang terbaik  
   
Warna cerah semakin redup  
Warna redup semakin cerah  
Detik dan menit berkejaran  
Hari silih berganti  
Waktu pun termakan  
   
Yang lemah dikucilkan  
Yang kuat diagungkan  
Warna semakin sedikit  
Terbaik di antara yang terbaik  
   
Waktu terus berlari  
Tanpa pandanh bulu  
Perlahan wwarna habis  
Tak ada belas kasihan  
Pemenanglah yang terbaik  
   


 Belum Sempat Berkata  
Yosua Anugrah Banuarea

Pertama melihat hatiku biasa  
Mendengar suaramu hatiku merasa…  
Mencium aroma rambutmu hatiku berdegup kencang  
Akhirnya aku tahu ini rasa sayang  
   
Aku pun mengharapkan dirimu  
Suaramu yang lembut menenangkan hatiku  
Tak bisa kupungkiri rasa ini  
Tapi lidah diam membeku  
   
Aku melamunkan dirimu  
Aku takut jika engkau tidak menyukaiku  
Tapi aku tersentak dari lamunanku  
Melihat siluet tubuhmu yang indah ditimpa sinar matahari sore  
   
Aku akan memberanikan diriku untuk menyatakan perasaanku  
Aku akan menunggumu di pantai sore nanti  
Kau datang membawa harapan bagiku  
Tapi hancur hati ini saat kau memberiku undangan pesta pertunanganmu  
   
Karya : Yosua A. Banuarea  


BUNDA   
Denisa Melva Napitupulu

Saat kutatap wajah bunda  
Terlihat olehku tubuh yang semakin lapuk dan   
Raut wajah Bunda yang memudar oleh waktu  
Di balik goresan keriput tua wajah Bunda  
Tersimpan sejuta kenangan antara aku dan Bunda  
Berbagai kenangan suka dan duka  
Yang telah kami lalui bersama  
Kenangan yang tak terhapuskan dan tak pudar oleh waktu  
Kenangan yang membuat aku dapat bertahan dan berdiri saat ini  
Kenangan tentang kunci kehidupan  
Yang telah dipahat bunda dilubuk hatiku  
Saat aku jatuh dan tak sanggup berdiri lagi  
Bunda selalu ada di diriku  
Merelakan jiwa raga dan seluruh hidupnya padaku  
Menemani dan menguatkanku untuk berdiri sendiri  
Saat aku berada dijalan yang salah   
Bunda kembali menuntunku ke arah yang benar  
   
Dengan panggilan dan ajakan lembut tangannya yang halus  
Saat aku merasa sendirian   
Bunda mengajakku berdoa dan mengenalkanku   
Tentang sahabat sejati yang selalu ada untukku  
Saat aku merasa bahagia  
Bunda mengajarkanku untuk berbagi kepada orang lain  
   
Berbagi tentang hal bahagia yang kurasakan   
Saat aku merasa berada diatas awan  
Bunda mengajarku untuk melihat kebawah  
Karena ada kalanya kita yang ada dibawah  
Sejuta kenangan dan pelajaran tentang butir-butir kehidupan  
Telah ditanamkan Bunda di dalam relung hatiku  
Bunda….  
Akan kucoba melakukan yang terbaik yang mampu melakukan   
Trimakasih atas semuanya Bunda  
Trimakasih atas cinta, kasih dan pengorbananmu untukku  
Dimanapun dan sampai kapan pun  
Dulu, sekarang dan sampai selamanya  
Wajah dan kasih sayangmu akan selalu terpahri dihatiku  
Aku akan selalu mencintaimu dengan segenap cinta yang kumiliki   
Sekali lagi trimakasih Bunda  



IBUKU MENANGIS  
Giffron Samosir
   
   
   
Sepi   
Diam tak ada   
Kau begitu pasrah   
Sudah usai  
   
Hei bodoh!  bangun  
Lihat dirimu   
Tak bernapas tak berhasrat  
Semuanya telah diambil  
   
Dia yang amat mengenalmu   
Hilang dengan tangan menjari  
Menyusuri lembah penjagalan  
Hilang dengan satu jejak  
   
Penjilat bumi  
Merogoh nadir   
Menguras keringat   
Kering kerontang  
   
Hidupmu kini melarat   
Lidahmu menyentuh tanah berdebu  
Menutup lubang kehidupan  
Hanya ini yang kau punya  
   
Ibu tak berdaya   
Pertiwi   
Tanah air  
Menangislah engkau   
Mengandung kedurhakaan   
   
Ini tak pernah berakhir  
Pergilah bersamaku   
Merobek jantung mereka   
Yang melukai Ibuku  
   


 SAAT TERAKHIR  
Irene Simbolon
   
Siapa yang tahu kalau hari ini matahari akan bersinar cerah…  
Siapa yang tahu kalau hari ini dedaunan di pohon akan gugur…  
Siapa yang tahu kalau saat ini adalah saat terakhirku melihatmu…  
   
Semuanya terasa begitu cepat  
Hingga sang waktu tak bisa menghentikannya  
   
Ingin aku mengulang kembali  
Semua kisah yang telah kita lalui bersama  
Kembali ke masa-masa indah saat bersamamu dulu  
Ku mohon jangan biarkan semua rasa ini pergi  
Aku ingin selalu mengenangnya  
   
Namun, aku percaya  
Suatu saat nanti kamu dan aku akan bertemu kembali  
Menari bersama dalam sukacita  
Terkadang aku mendengar sayup-sayup suaramu memanggil namaku  
Dan aku ingat betapa kau mencintaiku  
Aku berdoa melebihi doa pada diriku sendiri  
Kiranya Tuhan selalu menyertaimu  



 MASA DEPANKU IMPIANKU  
Lambas K.Tambunan
   
Kulapaki hari-hariku  
Tak bosan-bosannya diriku  
Berangan dan berusaha   
Sambil berdoa berlutut dihadapannya  
   
Karna kuyakin   
Dibalik usaha dan di garis dengan doa  
Terdapat rahasia besar  
Itulah impianku, masa depanku  
   
Masa depan yang penuh tanda tanya  
Namun……  
Apa pun itu adalah yang terbaik untukku  
Masa depanku yang selalu kuimpikan  



 MENANTI  
Pebriyanti A.L.Silalahi
   
Tiap melirik hujan senyum itu  
Hati terasa perih  
Tiap mendengar baying tawa  
Jiwa seaan bergumul  
Berbisik, bukan kau…  
   
Disudut kamar putih  
Di tepi jendela mungil  
Meraup hampa, sunyi   
Menanti…  
   
Kisah bersama  
Luapan bersama  
Tangis bersama  
Kian menghilang   
Tinggalkanku sepi  
Bawa cerita baru  
   
Mata berbinar  
Tawa khas seakan melodi burung   
Pancaran hati yang hangat  
Kuingin, kurindu  
Tahukah kalian semua?  
Bisakah berbagi denganku?  
   
Belaian lembutnya  
Dekapan manja   
Meraih tangan saat kuterjatuh  
Senyum terindah   
Memandang langit biru bersama  
Persona dunia penuh rahasia  
   
Adakah yang menginginkanku  
Bisakah aku berharap?  
Disudut kamar putih  
Seorang diri saja, menanti  



 LELAH  
Samuel Ardi Putra Larosa
   
Ahh…  
Sudah berjam-jam aku di sini  
Mencari ilmu duniawi  
Mengais harta hidup ini  
   
Makin lama beban di mataku  
mulai memberatkanku  
Hembusan angina sepoi-sepoi  
membuatku terbuai  
   
Mataku tertutup perlahan  
Kepalaku jatuh tak tertahan  
Aku sekarang bagaikan  
Seekor ayam mencari makan  
   
Guruku…  
Aku tak bermaksud mengabaikanmu  
tak bermaksud meremehkanmu  
dan tak bermaksud tidak menghormatimu  
Aku mohon maafmu  
karena telah dikuasai kelelahanku  
yang terus menghantuiku  


 JALAN YANG TIDAK KUTEMPUH  
Tiurma Stompul
   
Dua jalan bercabang dalam hutan kehidupanku  
Tapi sayang aku tidak bisa menempuh keduanya  
Dan sebagai pengembara aku berdiri cukup lama  
Memandang ke satu jalan yang memang harus kupilih  
Kejalan yang membawaku jauh dibalik semak belukan  
   
Kupandang jalan yang satunya, sangat bagus...  
Dengan rerumputan yang indah, daun yang segar  
Udara yang bagus dan sangat mengundangku  
Menempuh jalan yang sama sekali tidak kutahu  
   
Kini dua jalan itu terbentang bersama didepanku  
Menekatkan diri melangkah ke jalan yang tepat  
Kusimpan jalan yang kedua untuk kali lain   
Dan aku ragu untuk kembali lagi…  
   
Suatu saat berabad-abad mendatang  
Dua jalan bercabang dihutan itu, dan aku-  
Dan aku menempuh jalan yang jarang dilalui  
Dan itu mengubah segalanya...  





TERKENANG  
Yudithia Sinaga
   
Saatku mulai membuka mata  
Terbangun dari mimpi ini  
Aku… tersadar  
Dia… kekosongan ini  
Dan kepedihannya tlah mengisi hati ini  
   
Pagi ini mentari itu  
Kembali bersinar  
Terangi segalanya jadi terang benterang   
Namun, apakah dia bisa menembus hari ini  
Dan berinya cahaya lagi…  
   
Kucoba tuk hirup udara itu  
Dia hampiriku  
Dan coba beriku sejuknya  
Tapi…  
Ku tak sanggup tuk merasakannya   
Terasa sesak…  
Dan aku tak dapat menahannya  
   
Apakah selalu seperti ini Tuhan  
Hari-hari ini hanya akan membunuhku  
Tanpa ada dia disini  
Tuk bersama hadapi dunia ini  
   
Masa-masa itu   
Tlah bertahun-tahun kulewati  
Bersamamu  
Dipenuhi beribu cerita dan tawa  
   
Dialiri air mata dan tawa  
Semuanya terajut menjadi pengalaman indah   
Dihidupku  
   
Namun, kau hanya pergi  
Tanpa menolehku  
Dan biarkanku sendiri  
Hadapi keharuan hati ini  
   
   
Kucoba tuk sadarkannya  
Ya… dia telah pergi  
Dan aku tahu….   
Aku tak bisa memutar waktu  
Tuk berimu kasih lagi.  
   
Dan aku percaya  
Kau tlah punya kehidupanmu sendiri  
Kehidupan tanpa batas  
Bersama mimpi dan bahagiamu  
Ditempat terindah  
   
Sahabat  
Aku kan slalu mengenang  
Setiap detail dalam kisah kita  
Tuk slalu penuhi mimpi itu  
Dan aku percaya,  
Suatu saat kita akan bertemu lagi   
Dalam sukacita dan bahagia kita   
Dalam kehidupan kita bersama Dia  
   
   


Senin, 08 Mei 2017

KETIKA AKU SUDAH TUA

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau
dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu
kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan
mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk
mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau
disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai
belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang
temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa
syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Memaknai Hari Pendidikan

Salah satu Nawa Cita Bapak Presiden Jokowi adalah Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Revolusi dalam Wikipedia berarti suatu perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat. Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Lalu Pelajar itu sendiri merupakan seseorang yang masih dalam lingkup sekolah baik sekolah dasar maupun lanjutan yang bertindak sebagai peserta didik. Jadi Revolusi Karakter Pelajar Indonesia itu, suatu perubahan pola pikir dan budi pekerti seorang pelajar indonesia yang berlangsung secara cepat. Perubahan yang dimaksud dalam hal ini yang pasti perubahan ke arah yang positif. Di era yang serba canggih ini seharusnya para pelajar indonesia mampu memanfaatkannya untuk menunjang belajar mereka. Pemerintah juga tengah melakukan program kurikulum pendidikan berkarakter. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Dengan begitu para pelajar diharapkan dapat mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, sehingga dapat mengurangi kasus-kasus yang didalangi oleh pelajar seperti salah satunya adalah tawuran antar pelajar. Banyak kasus-kasus tawuran pelajar yang disebabkan hanya  karena masalah sepele yang sebetulnya dapat diselesaikan dengan jalan baik-baik dengan pemikiran yang lebih rasional. Kita semua ini sudah hidup dijaman yang merdeka, bukan lagi be membawa parang ke medan perang. Yang seharusnya kita perangi yaitu globalisasi serta  kebiasaan buruk. Kini Indonesia sudah berstatuskan gawat darurat narkoba. Banyak korban meninggal karena mengkonsumsi narkoba, belum lagi mereka yang masih dalam usia-usia remaja. Masa depan mereka seolah mati, gelap, dan suram karena narkoba. Kasus narkoba ini banyak dilatar belakangi oleh lingkungan, dan salah satunya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis, pendidikkan agama yang lemah, serta kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya menjadi salah satu pemicu banyaknya remaja melarikan diri untuk terjerumus ke barang haram tersebut. Masalah yang tidak mampu dipecahkan sendiri, lalu frustasi, putus asa, juga bisa jadi penyebab beberapa orang lari ke narkoba. Jikalau para pelajar mampu berpikir rasional, berpikir masa depan, pola pikir untuk maju, serta selalu berpositif thinking dengan apa yang sedang ia hadapi tentu akan lain ceritanya. Saat kita menghadapi masalah-masalah kehidupan yang sulit, jangan panik. Selalu berfikir bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi pasti ada kemudahan. Anggap saja segala permasalahan hidup ini sebagai ujian dari Tuhan yang nantinya akan berakhir bahagia. Tuhan memberikan ujian bukan karena tanpa alasan, Tuhan memberikan ujian kepada hambanya agara mereka menjadi manusia yang kuat, tangguh dalam menghadapi ujian. Itu semua karena Tuhan  sayang, Tuhan tidak ingin melihat kita menjadi manusia lemah yang hanya bisa berpangku tangan. Sebagai generasi penerus para pejuang hebat bangsa ini, kita sebagai pelajar harus selalu ingat bahwa tidak ada yang sulit didunia ini kalau kita mau belajar dan mencoba hal-hal baru yang tentunya membawa manfaat dimasa akan datang. Masa depan bangsa ini tergantung pada kita semua, para pelajar Indonesia. Mari ubah pola pikir kita untuk Indonesia yang lebih baik. Saya yakin, semua pelajar Indonesia meerupakan pelajar-pelajar yang cerdas yang mampu menggunakan akal sehatnya. Berpifir baik, bertingkah apik, serta berhati patriotik. Tuhan member kita otak untuk berfikir, gunakan dengan bijak, jangan sembrono. Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan kebiasaan.  


Wacana mengenai revolusi mental atau revolusi karakter menjadi salah satu hal yang penting untuk dicermati dan ditindaklanjuti dengan aksi. Perlunya melakukan revolusi terhadap karakter atau mental seluruh komponen bangsa menunjukkan betapa bobroknya moral masyarakat, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, pengangguran sampai pejabat, generasi muda sampai generasi tua, bahkan dunia pendidikan pun mulai digerogoti oleh “virus” dekadensi moral. Bencana akhlak ini akan lebih dahsyat dibandingkan dengan bencana lainnya, sebab menyangkut langsung dunia dalam diri manusia yang mungkin saja akan sulit diluruskan kembali.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gguru/revolusi-karakter_58e715e42ab0bd7b087dd34b

Wacana mengenai revolusi mental atau revolusi karakter menjadi salah satu hal yang penting untuk dicermati dan ditindaklanjuti dengan aksi. Perlunya melakukan revolusi terhadap karakter atau mental seluruh komponen bangsa menunjukkan betapa bobroknya moral masyarakat, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, pengangguran sampai pejabat, generasi muda sampai generasi tua, bahkan dunia pendidikan pun mulai digerogoti oleh “virus” dekadensi moral. Bencana akhlak ini akan lebih dahsyat dibandingkan dengan bencana lainnya, sebab menyangkut langsung dunia dalam diri manusia yang mungkin saja akan sulit diluruskan kembali.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gguru/revolusi-karakter_58e715e42ab0bd7b087dd34b
Wacana mengenai revolusi mental atau revolusi karakter menjadi salah satu hal yang penting untuk dicermati dan ditindaklanjuti dengan aksi. Perlunya melakukan revolusi terhadap karakter atau mental seluruh komponen bangsa menunjukkan betapa bobroknya moral masyarakat, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, pengangguran sampai pejabat, generasi muda sampai generasi tua, bahkan dunia pendidikan pun mulai digerogoti oleh “virus” dekadensi moral. Bencana akhlak ini akan lebih dahsyat dibandingkan dengan bencana lainnya, sebab menyangkut langsung dunia dalam diri manusia yang mungkin saja akan sulit diluruskan kembali.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gguru/revolusi-karakter_58e715e42ab0bd7b087dd34b

Wacana mengenai revolusi mental atau revolusi karakter menjadi salah satu hal yang penting untuk dicermati dan ditindaklanjuti dengan aksi. Perlunya melakukan revolusi terhadap karakter atau mental seluruh komponen bangsa menunjukkan betapa bobroknya moral masyarakat, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, pengangguran sampai pejabat, generasi muda sampai generasi tua, bahkan dunia pendidikan pun mulai digerogoti oleh “virus” dekadensi moral. Bencana akhlak ini akan lebih dahsyat dibandingkan dengan bencana lainnya, sebab menyangkut langsung dunia dalam diri manusia yang mungkin saja akan sulit diluruskan kembali.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gguru/revolusi-karakter_58e715e42ab0bd7b087dd34b

Uji Kompetensi Bahasa Indonesia SMA 2012 ditunda

Sesuai surat kepala BPSDMP nomor 21771a/J/LL/2012, UKG bagi guru Bahasa Indonesia ditunda ke gelombang kedua yang diperkirakan bulan Nopember 2012. Penundaan ini disebabkan perbedaan pengiriman data yang guru bersertifikasi dari daerah.
Menyikapi hal ini, sebagian g
uru  kecewa. Persiapan yang dilakukan selama ini menjadi tak berarti, Penatian dan kecemasan pun akan semakin panjang, namun bagi sebagian , ini adalah berita gembira sebab waktu untuk mempersiapkan diri semakin banyak. 
Terlepas dari tanggapan guru tersebut, ke depan panitia penyelenggara UKG harus memperbaiki sistem penyelenggaraan. Kalau memeng persiapan belum rampung 100% jangan memaksakan. Ingatlah kata orang bijak "Persiapan yang baik adalah kunci keberhasilan".
Selamat bekerja Panitia, belajarlah dari pengalaman.

Aku pernah mengalami terpuruk dalam hal ekonomi….yang serupiah pun aku tak punya, padahal aku harus pergi kerja. Aku butuh sekadar ongkos saja. saat itu jauh dekat hanya Rp 250,- . Pemasukan bulan itu memang jauh lebih kecil dibanding pengeluaran. Ingin rasanya berhutang, tapi rasa malau terlebih dulu melarang niat.  Lalu aku putuskan untuk berjalan kaki ke tempat kerja yang jaraknya 5 km dari tempat kost aku. Aku berusah lewat gang. selain menghindari teman-teman yang akan melihatku, aku ingin menghemat jumlah ayunan langkah yang harus kulakukan seharusnya. Hal yang sama aku lakukan kembali setelah pulang.
Ini sungguh pengalaman yang luar biasa yang tidak bisa aku lupa meskipun sekarang masih sering mengalami hal yang sama, tetapi ceritanya sudah berbeda.  
Tadi pagi  tiba-tiba saja cerita itu muncul dalam memoriku. Entahlah, masa lalu sering menghantui hari-hari kita, di saat terbangun dari mimpi mungkin. Namun, apapun itu, masa lalu hanyalah kenangan yang mungkin bisa datang dan mungkin juga bisa pergi. Itulah masa lalu yang tidak sekadar meninggalkan kenangan manis, melainkan juga kenangan pahit. Memang hidup akan terus berjalan. Hari inipun sebentar lagi akan terlewatkan untuk menjadi masa lalu. 
Aku pernah mengalami keterpurukan, serupiah pun aku tak punya uang, padahal aku sangat butuh. Kebutuhannya tidak banyak. cuma 250 rupiah kala itu. Aku butuh sekadar ongkos, jauh dekat hanya Rp 250,-.  Ingin rasanya berhutang, tapi rasa malau terlebih dulu melarang niat.  Lalu aku putuskan untuk berjalan kaki ke tempat kerja yang jaraknya 5 km. Aku berusaha lewat gang untuk menghindari teman-teman yang akan mungkin  melihatku. Selain itu, aku ingin menghemat jumlah ayunan langkah yang harus kulakukan seharusnya. Hal yang sama aku lakukan kembali setelah pulang. Ini sungguh pengalaman yang luar biasa dan susah dilupakan, meski saat ini masih sering mengalami hal yang sama. 
Hari ini, tiba-tiba saja memori itu muncul. Teringat kembali lorong-lorong kecil itu. gang-gang sempit di antara rumah mewah. Rumah-rumah kecil di pinggiran parit busuk. 
Itu 20 tahun yang lalu. 
Ah... masa lalu hanyalah kenangan yang mungkin bisa datang dan mungkin juga bisa pergi. Itulah masa lalu yang tidak sekadar meninggalkan kenangan manis, melainkan juga kenangan pahit. Memang hidup akan terus berjalan. Hari inipun sebentar lagi akan terlewatkan untuk menjadi masa lalu.