Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 21 Februari 2011

Orang Tua

Jumat, 18 Februari 2011

Yang Menanam akan Menuai

Siapa yang menanam dia akan menuai. Pepatah itu terkadang sedikit tersepelekan pada zaman sekarang ini. Orang zaman sekarang semakin menonjolkan pola berpikir realistis untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, menyenangkan dan berkuasa atas orang lain. Tidak disadari bahwa hidup di dunia , ibarat bercocok tanam. Ketika kita menanam kebaikan, maka kebahagiaanlah yang kita dapatkan. Namun sebaliknya, ketika kita menanam keburukan, maka kitapun akan mendapatkan balasan yang serupa.
Fakta-fakta peristiwa yang sekarang terjadi di negara kita belakangan ini menunjukkan bahwa kita tidak menyadari kehidupan kita hanya sekali di dunia ini. Kehidupan yang egoistis, suka menghakimi, menindas orang lemah, tidak menghargai minoritas adalah perbuatan bahwa manusia tidak memikirkan orang lain kecuali dirinya sendiri, manusia mulai tidak pernah lagi merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Pernahkan anda memikirkan seandainya anda menjadi orang yang miskin..?? yang terkadang mengorbankan hak seorang anak dengan tidak menyekolahkannya demi kelangsungan hidup?? Pernahkah anda berpikir hidup sebagai seorang kelompok minoritas di tengah-tengah kelompok mayoritas? Pernahkah anda berpikir betapa sakitnya dianiaya orang-orang? Ataukah anda termasuk orang yang selalu berpikir, memandang ke atas bahwa hidup anda kaya, dan apapun yang anda mau dalam sekejap akan terpenuhi, Apakah anda orang yang selalu berbuat baik bagi orang kaya atau orang besar? Apakah Anda termasuk orang senang membantu kesusahan orang-orang besar?
Wajar jika semua orang menginginkan kehidupan yang sempurna, bergelimang materi karena hanya dengan inilah kita tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Dengan materi kita memiliki derajat, dengan materi kita akan mempunyai martabat. Untuk menuju kaya dan terpandang banyak cara dapat dilalui, cara benar ataukah dengan cara yang salah.
Jalan hidup ini sebenarnya adalah takdir, seberapa kuat pun anda berlari mengejar keinginan itu, kalaupun Tuhan belum menghendaki, maka belumlah anda miliki. Tetapi yakinlah usaha anda tidak sia - sia, hanya waktu yang belum membuktikan. Itulah yang dinamakan ujian, cobaan yang harus anda tempuh, sebagai pelajaran kelak ketika berada di atas, anda tidak akan mudah jatuh karena kesombongan dan keangkuhan.
Nafas manusia, harta, dan semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan, semuanya sudah berada dalam garis takdir yang berbeda antara orang yang satu dengan lainnya. Perbedaan itu indah, lebih indah bila kita mampu saling melengkapi, memberikan kasih sayang berupa perhatian tulus ikhlas terhadap sesama. Tidakkah lebih indah melihat orang tua miskin mampu memberi makan anak - anaknya yang lapar, dari pada melihat banyaknya mobil - mobil mewah yang selalu menutup kacanya, ketika ada pengemis datang menghampiri. Saya tahu hidup ini hanya satu kali, hanya dengan kesabaran, kesederhanaanlah Tuhan akan tunjukkan jalan yang benar jalan menuju kebahagiaan.
Tanamlah kebaiakan maka anda akan menuai kebaikan. Tidak sekarang mungkin nanti, besok, lusa, dan Tahun depan. Mungin bukan anda yang mendapat hasilnya mungkin anak anda, cucu anda, cicit anda kelak. Berbuatlah kebaiakan untuk kebahagiaan

Kamis, 17 Februari 2011

Belajar dari Film "Pendekar Mabuk"

Tadi malam saya menonton film Mandarin yang berjudul "pendekar dewa mabuk" Film itu dibintangi oleh Jackie Chan. Dalam film ini, atas perintah orangtuanya, Jackie digambarkan menjadi seorang murid dari seorang guru silat dewa mabuk yang sangat disegani. Sang murid merasa pelajaran silat tersebut sama sekali tidak menarik dan sang guru benar-benar membosankan, bahkan menjengkelkan. Contohnya, digambarkan bagaimana ia harus menimba air dengan menggunakan sendok sambil melakukan sit-up, sementara ia melihat sang guru "ngorok" sehabis mabuk.
Tak tahan dengan sistem pendidikan ini sang murid melarikan diri. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan tokoh penjahat utama. Singkat cerita ia dihajar habis-habisan dan dipermalukan karena terpaksa terbirit-birit dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Di sini sang murid baru sadar bahwa ia belum memiliki cukup ilmu untuk menghadapi dunia nyata. Ia merasa harus kembali ke gurunya, meski hal ini bukan merupakan perkara mudah karena sang guru sudah terlanjur kecewa. Film ini berakhir seperti sudah diduga, dengan pengertian sang murid dan kerja keras kedua pihak, ia kemudian dapat mengalahkan tokoh kejahatan terhebat sekalipun.
AYO..... Belajar. Jangan ketika anda tinggal kelas anda menyadari bahwa belajar itu penting, jangan ketika anda tidak lulus UN anda sadari bahwa belajar itu penting, jangan ketika anda tidak bisa masuk PTN anda sadari belajar itu penting.