|
Disela istirahat berfoto dengan instruktur
Bapak Nazaruddin, M.Hum dan Ibu Mardurum Manurung, M.Pd. |
Dalam
rangka peningkatan kompetensi kapala sekolah Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara bekerja sama dengan BPSDM Provisi Sumatera Utara, P4TKBBL Medan
dan LKPPS Indonesia melaksanakan diklat penguatan kepala sekolah SMA dan SMK
Negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Gelombang I
dimulai pada belangsung tanggal 03-10 Oktober 2019 di Hotel Raz Medan jalan Dr
Manyur.
Kegiatan Diklat
Kepala Sekolah ini sebagai respon atas diberlakukannya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan
Guru sebagai kepala Sekolah. Permendikbud tersebut mewajibkan kepada kepala
sekolah yang sudah menjabat sebelum diterbitkannya peraturan tersebut untuk mengikuti
Diklat Penguatan dengan durasi 71 jam.
Sampai
hari keempat, materi yang sudah diperdalam adalah teknis analisis manajemen,
pengembangan RKS dan pelaporan, pengelolaan keuangan, pengelolaan kurikulum,
pengelolaan PTK, pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarpras, supervisi dan
PK Guru, supervisi dan PK Tendik, rencana PKB, Sementara Kepemimpinan
perubahan, pengembangan kewirausahaan, pengembangan sekolah akan diselesaikan
sapai 3 hari ke depan.
Selain
materi-materi itu, peserta secara khusus juga mendapatkan materi tentang
Literasi Digital. Kegiatan yang diawali dengan pretest dan nanti akan diakhiri
dengan post test akan mengukur tingkat keberhasilan diklat. Selain itu, peserta
juga mendapatkan materi literasi digital yang digunakan untuk menguatkan
program literasi di sekolah.
Mulai
hari pertama peserta diklat, merasakan semangat dan antusias yang luar biasa.
Saya berada dalam kelas B bersama dengan 39 teman yang berasal dari berbagai
daerah. Kelas B yang diketuai Bapak Abdullah Sani termasuk kelas yang aktif dan
selalu respon positif pada proses pembelajaran. Setiap sesi berlangsung dengan
suasana diklat semakin dinamis. Hal ini karena adanya kesamaan visi dari
seluruh peserta akan pentingnya perbaikan kualitas pengelolaan sekolah. Anggota
Kelas B terdiri Abdullah Sani, Dalles Tambun, Arlen Manurung, Parulian
manik, Edwart Simamora, Jasudin Sinaga, Mahondang Sitanggang, Bilpon Simbolon,
Formen Gultom, Ani S Nadapdap, Edward Lumbanbatu, Juanda Bancin, Porman Manik,
Bonar Sinaga, Abdullah Sani, Lord Byron Silalahi, Toni Nababan, Bosar Sormin,
Belman Panjaitan, Tupa Manurung, Saroha Nababan, Amri Sinaga, Karnali Saragih,
Manaor Harianja, Rustam Efendi, Ali Bosar Hasibuan, Jawasri Simbolon, Sulaiman
Saleh, Berti Tumannger, Asiando Rirax Faun, Mariani Samosir, Saor B Sihotang,
Petrus Manullang, Aldon Samosir, Jhonson Hutagaol, Donfari Sinaga, Gunung tua
Hasibuan, Zend hasibuan, Siboro
Seputar
pengelolaan sekolah sejatinya bukan barang baru bagi peserta diklat, karena
posisi saat ini sudah menjadi pimpinan di unit sekolah masing-masing. Akan
tetapi, setiap sesi curah pendapat di awal materi, pasti ada berbagai
pengalaman yang dicurahkan oleh peserta. Hal itu memberikan informasi dan
pengalaman yang sangat berharga bagi peserta diklat yang lainnya.
Diklat
ini semakin menarik meski penuh dengan penugasan, terlebih karena Kelas B yang
berjumlah 39 orang dipandu oleh pengajar yang memiliki kompetensi mumpuni
sebagai master trainer. Kelas B dipimpin 2 orang instruktur, yakni Bapak
Nazaruddin, M.Hum dan ibu Mardurum Manurung, M.Pd. Kedua Trainer kami
selalu mengingatkan peserta untuk menjaga kesehatan agar bisa menyelesaikan
diklat dengan baik dengan prinsip serius tapi santai. Setiap hari, kegiatan
diawali dengan doa dilanjutkan dengan sejenak senam kebugaran sederhana dalam
kelas untuk menjaga kebugaran peserta. Motivasi dan penguatan dari trainer
menjadi bekal bagi kami kepala sekolah yang pada umumnya sudah berumur
diatas 50 tahun. Trainer terus menggali pengetahuan dan pengalaman para kepala
sekolah selama melaksanakan tugas, dilanjutkan dengan pelurusan konsep,
prinsip, prosedur, strategi dan langkah-langkah pelaksanaan oleh instruktur dan
setiap kegiatan diakhiri dengan penyelesaian Lembar Kerja dengan kelompok
maupun individu.
Semangat
untuk melakukan perubahan pengelolaan pendidikan di sekolah menjadi 'virus
menular' dari kegiatan diklat ini, dengan jiwa pembelajar yang dimiliki peserta
menjadikan setiap sesi/materi terasa nikmat. Peran dan fungsi Kepala Sekolah
saat ini fokus pada 3 komponen besar yaitu manajerial, kewirausahaan dan
supervisi. Menjalankan peran dan fungsi ini membuat kepala sekolah akan banyak
melakukan penataan dan pengelolaan terhadap berbagai komponen yang ada di
sekolah. Menyadari akan pentingnya peran sebagai kepala sekolah, maka menjadi
pribadi yang terus belajar merupakan satu karakter yang harus ada dalam diri
kepala sekolah. Posisi kepala sekolah bukan sekedar jabatan prestisius, akan
tetapi jabatan yang menjembatani perubahan generasi melalui berbagai aktivitas
pembelajaran di sekolah.
Kepala
sekolah harus menyadari bahwa kuantitas dan kualitas pekerjaan tidak hanya
melalui ukuran-ukuran angka dari setiap capaian target program kerja. Lebih
dari itu, totalitas dalam mengabdikan diri di sekolah dan di dunia pendidikan
inilah yang menjadi spirit perubahan tersebut. Pendidikan adalah investasi
kebaikan buat diri, generasi dan peradaban. Oleh karenanya, kepala sekolah
dituntut semakin kuat.