Aldon

Samosir

Aldon Samosir

Guru dari Kampoeng

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 12 Agustus 2009

Metode Mengajar : Time Token Ekonomi



Motivasi adalah harapan seseorang untuk mencapai tujuan atau kombinasi dari semangat berusaha untuk mencapai tujuan (http://www.unisanet. unisa.edu.au/motivation). Menurut Cofer dan Appley terdapat dua unsur utama pada motivasi yaitu tujuan dan usaha. Jadi, besar kecilnya motivasi seseorang bergantung pada tinggi rendahnya tujuan dan besar kecilnya usaha. Salah satu cara membangkitkan motivasi ialah melalui pemberian penghargaan. Dari berbagai penelitian terbukti bahwa penghargaaan yang diberikan secara berulang-ulang akan mengubah perilaku yang diharapkan menjadi kebiasaan. Penghargaan juga dapat meningkatkan kepuasan dan kesenangan. Rasa puas dan rasa senang merupakan bagian penting untuk menunjang suasana belajar yang lebih efektif.

Jika dorongan itu tumbuh dari dalam diri siswa sendiri maka kekuatan itu tumbuh menjadi motivasi internal. Motivasi internal dapat berkembang sebagai hasil aktivitas seseorang karena hobi atau karena adanya keyakinan bahwa dirinya dapat mencapai tujuan. Oleh karena itu, kewajiban guru dalam membangun motivasi ialah membantu siswa mengembangkan tujuan hidupnya, membantu siswa agar memiliki tujuan belajar. Kewajiban berikutnya ialah mendorong tumbuhnya usaha, meningkatkan persaingan dan daya juang, atau dalam menguatkan etos belajar untuk mencapai tujuan tertinggi sehingga dengan penuh sukacita ia melakukan kerja keras untuk mewujudkan tujua.

Tujuan yang guru kembangkan pada siswa meliputi tujuan jangka pendek dan jangak panjang. Tujuan jangka pendek seperti menetapkan target harus selesai melaksanakan tugas, target ingin mewujudkan pekerjaan terbaik di dalam kelas, target menyelesaikan tugas yang tercepat, target ingin menguasai topik bahasan yang sedang berjalan. Tujuan jangka panjang pada dasarnya membangun fokus perhatian yang kuat dalam menghadapi pelajaran seperti ingin sukses diterima di perguruan tinggi favorit, ingin jadi pengusaha, jadi dokter, insinyur, tentara atau keinginan besar lain dalam hidupnya.

Antara motivasi eksternal dan internal sesungguhnya merupakan dua bagian yang saling menunjang. Motivasi eksternal semakin besar manakala mativasi internal juga tumbuh menjadi dorongan. Kesatuan motivasi yang kuat akan mendorong siswa memfokuskan perhatiannya dengan seksama terhadap sesuatu yang dipelajarinya.

Banyak hal yang dapat pendidik gunakan untuk membangkitkan motivasi siswa. Dari sekian banyak jenis secara empirik uang telah terbukti dapat meningkatkan motivasi dalam dunia pekerjaan maupun dalam dunia belajar.Karena itu pada akhir-akhir ini banyak pengelola kegiatan belajar seperti kegiatan lomba yang menyediakan hadiah dalam bentu uang. Namun demikian hadiah-hadiah lain pun masih memiliki arti sepanjang dapat memenuhi kepuasan, kesenangan, dan minat siswa sehingga dapat menjadi penunjang tumbuhnya motivasi belajar. Hanya saja setiap hal yang diberikan itu tetap saja memerlukan cara yang tepat untuk memberikannya agar motivasi itu berkembang optimal.

Time Token Ekonomi
Token ekonomi adalah sistem perlakuan kepada tiap individu untuk mendapatkan bukti target perilaku setelah mengumpulkan sejumlah prilaku tertentu sehingga mencapai kondisi yang diharapkan. Siswa mendapatkan bukti dalam bentuk rewads atau hadiah dari pekerjaan yang dapat ditunjukannya. (Jason M. Wallin, Token economies are one type of secondary (conditioned) reinforcement. http://www. polyxo.com/visualsupport/tokeneconomies, 2009). Token ekonomi merupakakan sistem perlakuan pemberian penghargaan kepada siswa yang diwujudkan secara visual. Token time ekonomi adalah usaha mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan melalui penggunaan penghargaan.

Setiap individu mendapat penghargaan setelah menunjukan prilaku yang diharapkan. Hadiah dikumpul selanjutnya setelah hadiah terkumpul ditukar dengan penghargaan yang bermakna. (http://www.healthline.com/galecontent/token-economy-system, 2009). Menurut Wallin, bukti ekonomi yang diberikan kepada siswa merupakan dukungan sekunder untuk memperkuat suasana belajar supaya lebih kondusif. Oleh karena itu, penghargaan harus menjadi rangsangan yang netral atau tidak berpihak. Peraih prestasi yang rendah mendapat penghargaan yang kecil dan didorong untuk meningkatkan prestasinya, sedangkan yang mendapat prestasi tinggi mendapat penghargaan yang tinggi pula. Jadi besar kecilnya penghargaan bergantung pada prestasi tiap individu. Prisipnya penghargaan harus mendorong semua berprestasi.

Bentuk penghargaan berupa uang telah terbukti baik dapat meningkatkan motivasi siswa. Pada banyak peristiwa uang telah efektif menjadi media pemicu prestasi. Itu sebabnya pada banyak perlombaan menggunakan uang sebagai salah satu hadiah. Pada kegiatan yang berbeda dapat saja dalam bentuk pemberian makanan, buku pelajaran, pulsa telepon, media hiburan, dll. Dengan uang mereka bisa lebih memperkuat semangat dan bersedia melaksanakan kerja keras dalam mendapatkan sesuatu yang diharapkan.

Uang, baik yang sebenarnya mata uang atau “uang sekolah yang mungkin dapat ditukar dengan barang tertentu”, stiker yang memiliki arti tertentu atau kartu yang memperlihatkan sejumlah kompetensi misalnya stiker bintang yang menggambarkan sejumlah prestasi siswa. Yang paling penting prestasi karena mencapai prestasi yang diharapkan itu karena tumbuhnya kompromi, kolaborasi, rivalitas dan kompetisi sehingga membangkitkan semangat daya belajar siswa dalam kelas.

Salah satu strategi yang dapat sekolah terapkan melalui aplikasi metode ini ialah penghargaan dalam bentuk beasiswa yang dapat siswa peroleh pada setiap bulan atau pada setiap semester. Siswa berkompetisi untuk memperolehnya dengan cara mengumpulkan token sebanyak-banyaknya dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Tujuan Pelaksanaan Time Token Ekonomi

Bukti ekonomi dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pendidikan dalam membangun perilaku siswa. Penggunaan sistem time token ekonomi memiliki tujuan :
Meningkatnya kepuasan dalam mendorong peningkatan kompetensi siswa melalui penghargaan yang kongkrit atau visual sehingga tingkat kesenangan siswa melakukan sesuatu prestasi benar-benar tampak.
Meningkatnya efektivitas waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Belajar yang efektif adalah yang menggunakan waktu yang pendek dengan hasil yang terbaik dan terbanyak. Siswa harus menyadari berapa lama mereka telah belajar dan berapa banyak waktu yang telah mereka gunakan secara efektif untuk melaksanakan aktivitas belajar.
Berkurangnya kebosanan – Suasana belajar yang kolaboratif, rivalitas, kompetitif yang diberi penguatan oleh pendidik dapat meningkatkan menurunkan tingkat di kebosanan siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi dalam jangka waktu yang yang lama.
Meningkatnya daya respon – Suasana belajar yang kompetitif akan meningkatkan kecepatan siswa meberikan respon. Setiap respon yang sesuai dengan tujuan akan segera mendapat penguatan sehingga suasana belajar menjadi cair, komunikatif dan lebih menyengkan.
Berkembangnya penguatan yang lebih alami, – melalui pemberian penguatan yang tepat waktu akan dan disesuaikan dengan tingkat prestasi setiap siswa atau setiap kelompok siswa memungkinkan
Meningkatnya penguatan untuk sehingga motivasi belajar berkembang – setiap siswa atau setiap kelompok siswa dalam kelas selalu dalam keadaan terpacu untuk mewujudkan dan daya pacu ini akan semakin berkembang jika siswa juga mendapat layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya seperti dengan dukungan rekaman video.

Kebutuhan Penyelenggaraan Token Ekonomi
Sebelum kegiatan belajar dilaksanakan pendidik menyiapkan beberapa komponen yang dibutuhkan, di antaranya:

Token atau simbol praktis dan atraktif untuk memicu tumbuhnya motivasi belajar. Yang dapat digunakan sebagai simbol penghargaan seperti stiker, guntingan kertas, simbol bintang, atau uang mainan. Token sendiri tidak selalu dalam bentuk yang berharga, namun setelah siswa mengoleksinya setelah menunjukan prilaku yang diharapkan mereka dapat menukarkan token itu dengan sesuatu yang berharga. Dengan demikian setelah satu rentang waktu tertentu guru harus menyediakan barang penukar token yang berharga untuk siswa. Yang paling mudah seperti permen, alat tulis atau benda berharga lain yang dapat sekolah biayai.
Definisi target prilaku jelas. Hal itu berarti guru maupun siswa perlu memahami dengan baik prilaku yang diharapkan. Siswa memahami benar prilaku seperti apa yang harus ditunjukannya sebagai hasil belajar. Penjelasan harus singkat namun cukup sebagai dasar pemahaman siswa mengenai hadiah yang dapat diperlehnya setelah menunjukan prestasi.
Dukungan penguatan (reinforcers) dengan barang yang berharga. Dukungan itu dapat dalam bentuk barang berharga, hak istimewa, atau aktivitas individu yang dapat ditukar dengan makanan, perangkat permainan, waktu ekstra.
Sistem penukaran token atau simbol. Sukses penyelenggaraan token ekonomi sangat bergantung pada sukses dalam memberikan penguatan yang dapat ditukarkan dengan nilai yang sebanding dengan prestasi yang dicapai.
Sistem dokumentasi atau perekaman data. Pemberian penghargaan yang tepat sangat bergantung pada ketepatan menghimpun data. Oleh karena itu alat perekam dapat membantu meningkatkan proses ini sehingga informasi dari proses pembelajaran dapat dikelola dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Konsistensi dalam implementasi, untuk menjunjung konsistensi itu sebaiknya terdapat panduan teknis yang tertulis sebagai pegangan pelaksanaan tugas sehingga apa yang direncanakan itulah yang dilaksanakan.

Proses Pelaksanaan:
Mengacu pada pemikiran Robinson T.J. Newby dan S.L. Ganzell, (1981) merumusakan bahwa langkah utama dalam pelaksanaan sistem token ekonomi dapat dikembangkan sebagai berikut :

Menentukan target prilaku atau kompetensi yang dapat siswa tunjukan. Guru memilih masalah penting sebagai target. Definisikan dengan jelas, harus dalam bentuk penyataan positif, dan harus dalam prilaku hasil belajar yang dikembangkan dalam bimbingan pembelajaran dalam kelas.
Menentukan motode bagaimana langkah-langkah untuk memperoleh penghargaan dan nilai dari setiap penghargaan. Barkley (1990) memberi contoh untuk anak-anak umur 4-7 thaun menggunakan guntingan kartu berbentuk bintang, model perangko atau stiker. Setiap perangkat penghargaan diletakan siswa di atas meja belajarnya dalam kelas.
Identifikasi nilai atraktif penghargaan. Mengembangkan penghargaan sebagai sesuatu yang berarti, praktis dan atraktif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal penting yang dapat meningkatkan makna adalah keterlibatan siswa dalam proses memilih dan menyusun jenis dan nilai penghargaan. Dalam hal ini siswa dapat memperoleh kebebasan menentukan waktu
Menentukan Tujuan, jumlah token yang dapat diperoleh serta nilai yang diperoleh untuk setiap penghargaan yang diperoleh.
Penjelasan Program Kepada Siswa. Penjelasan mengenai program harus jelas. Siswa harus memahami aturan main sebelum belajar dimualai agar mereka dapat memanfaatkan waktu belajar secara optimal. Sejumlah penghargaan kepada siswa diberikan di antaranya karena ketepatan dan kecepatan menunjukan prilaku positif yang diharapkan.

Guru memberikan masukan. Guru harus menentukan kapan hadiah akan didistribusikan, dengan ketentuan seperti apa, dan bagaimana siswa dapat memperoleh penghargaan, tata tertib seperti bagaimana? Pemberian penghargaan dapat guru lakukan tidak hanya sebatas dalam kurun waktu satu dua jam pelajaran, namun dapat pula menggunakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu atau dalam satu semester sepanjang guru dapat memelihara kondisi tingkat revalitas, persaingan dan daya kolaborasi dapat terus dikobarkan sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.


Guru pengatur penghargaan. Guru memberikan penghargaan dengan memperhatikan tercapainya tujuan pembelajaran. Kejuaraan diperoleh dari pengumpul hadiah terbanyak. Hal itu berarti menjadi siswa yang berlajar paling efektif sehingga mencapai prilaku yang diharapkan. Jika siswa berhasil dalam satu hari dan ia tidak mendapatkan di waktu lain adalah sesuatu yang baiasa. Namun perlu diperhatikan jika terdapat siswa yang tidak mendapat penghargaan. Guru harus mengatur agar seluruh siswa bersemangat. Jika pemberian kepada seseorang itu dapat mengganggu objektivitas, maka sebaiknya berikan penghargaan kepada kelompok sehingga tak ada yang tersisih tanpa mendapat penghargaan sedikit pun.

Pembaharuan Program. Jika siswa telah mencapai perkembangan prilaku sebagaimana yang diharapkan, maka sebaiknya guru mengubah cara yang lama sehingga siswa tidak merasakan kebosanan. Perubahan itu misalnya dengan mengubah besarnya hadiah sehingga lebih berarti untuk siswa. Jika program mulai diperbaharui maka perlu diingat bahwa semua itu betujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Meningkatkan daya kompetisi sehingga lebih berprestasi. Time token ekonomi pada dasarnya merupakan sistem pengelolaan kelas berbasis prestasi melalui pengelolaan kelas yang lebih menekankan pada daya kolaborasi dan kompetisi. Pada akhirnya diharapkan seluruh kemampuan individu dapat berkembang melalui interaksi yang lebih progresif dalam kelas atau melalui kerja sama yang lebih komunikatif dalam meningkatkan kekompakan kelas.

Keterbatasan Time Token Ekonomi

Hasil studi kepustakaan pelaksanaan token time ekonomi tidak selalu berhasil menghasilkan prilaku siswa sebagaimana yang diharapkan. Di Amerika sistem ini hanya dapat berhasil dilakukan oleh 30% guru saja (Rosen, Taylor, O’Leary, & Sanderson, 1990, http://search.lycos.com/index). Hasil kajian itu menunjukan bahwa program intensifikasi belajar dalam kelas tidak selalu siswa perlukan bahkan tidak diperlukan oleh sebagian besar siswa. Kesimpulannya adalah program ini tidak mudah dilaksanakan, memerlukan banyak waktu, memerlukan banyak latihan serta perlu panduan konsultan serta melakukan perbaikan berulang-ulang sehingga guru terampil memacu siswa melalui pemberian penghargaan yang dihargai oleh para siswa sehingga siswa benar-benar menyukainya.