Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama. Sebagai seorang pendidik, orang tua harus mempersiapkan diri sebagai pendidik agama, budi pekerti, seni maupun ilmu pengetahuan bagi anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan.
Sekolah tidak dapat
memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya,
sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orangtua/keluarga dan anggota
masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya
mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat
sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan “tri sentra
pendidikan” yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara
optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
Peran orang tua dalam mendidik anak tidak hanya terbatas dalam memberi makan, minum, membelikan pakaian baru, dan tempat berteduh yang nyaman. Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangatlah diperlukan. Sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak, orang tua juga hendaknya memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggung jawab guru semata, tetapi juga orang tua berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar.
Dalam Permendikbud 30 Tahun 2017, tentang pelibatan Keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan disebutkan bahwa Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.
1. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat
dapat terjalin secara dinamis dan harmonis apabila semua unsur yang terlibat
memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai sesuai dengan peran
dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari semua
pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
kemitraan.
2. Semangat Gotong-Royong dan Kebersamaan
Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan
kebersamaan. Prinsip ini akan terjadi apabila semua pihak merasakan ada
kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan anak atau peserta
didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak untuk
berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dapat
memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.
3. Saling Melengkapi dan Memperkuat.
Pihak sekolah tidak mungkin mampu melayani semua kebutuhan
belajar peserta didiknya dengan segala keterbatasan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat sehingga
tercipta tri sentra pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai
perannya masing-masing.
4. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling
Asuh.
Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh
diharapkan dapat mewujudkan terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi proses
saling membelajarkan antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat dilandasi
oleh rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan
yang baik bagi peserta didik.
Bentuk-bentuk kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Penguatan Komunikasi Dua Arah
Komunikasi
dua arah bertujuan untuk mendapat informasi dan masukan tentang perkembangan
peserta didik, baik dari keluarga kepada sekolah maupun sebaliknya. Komunikasi
sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat dilakukan dalam beragam bentuk dan
media. Misalnya informasi yang dituliskan rutin melalui buku penghubung,
pertemuan rutin wali kelas dengan orang tua/wali, komunikasi dalam wadah
paguyuban orang tua per kelas, komunikasi melalui media komunikasi seperti
melalui pesan singkat (SMS), dan lain-lain yang sesuai.
2. Pendidikan bagi orang tua
Bentuk
kemitraan ini ingin membantu orang tua/wali dalam membangun kesadaran akan
pendidikan anak, termasuk di antaranya adalah dengan mengembangkan lingkungan
belajar di rumah yang kondusif (aman, nyaman dan menyenangkan). Pendidikan
orang tua ini bisa berupa kelas orang tua/wali yang dilakukan rutin oleh
sekolah atau masyarakat (komite sekolah, organisasi mitra dan komponen
masyarakat lain).
Kelas ini diharapkan dapat membantu orang tua/wali untuk:
- memperoleh pemahaman yang benar tentang kondisi anak dan upaya-upaya yang dapat dilakukan;
- meningkatkan peran positif dan tanggung jawab sebagai orang tua/wali dalam mengatasi permasalahan anak; dan
- meningkatkan kerjasama yang lebih harmonis antara orang tua/ wali dan sekolah dalam membantu permasalahan anak.
3. Kegiatan Sukarela
Kegiatan
ini bertujuan untuk menyalurkan aspirasi masing-masing pihak dalam mendukung
dan membantu kemajuan pendidikan anak.
4. Belajar di Rumah
Sekolah
mengkomunikasikan orang tua/wali mengenai materi yang sebaiknya diperkaya dan
diperdalam kembali di rumah.
5. Kolaborasi dengan Masyarakat
Kemitraan
ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mendukung pencapaian
tujuan pendidikan anak. Masyarakat dalam hal ini adalah tokoh masyarakat, tokoh
agama, ahli pendidikan atau lainnya, pengusaha, professional, dan lembaga yang
relevan baik bagi sekolah maupun bagi peserta didik.
C. Pengorganisasian Program Kemitraan
- Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas
Paguyuban orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta didik dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui media paguyuban ini pihak sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan pengendali kemitraan untuk dapat:
- mensosialisasikan program dan kegiatan kemitraan kepada semua orang tua/wali sehingga mereka dapat memahaminya dan tergugah untuk berpartispasi aktif;
- mengidentifikasi orang tua/wali mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya, sehingga dapat mendiskusikan dengan orang tua/wali lain yang aktif untuk mencari solusinya;
- memulai program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang tua/wali tentang perkembangan peserta didik
- membangun komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan, pengarahan, motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua/wali; dan
- mendiskusikan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam belajar, baik pihak sekolah maupun orang tua/wali.
Komunikasi dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dirancang media-media yang dapat dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan informasi yang perlu dibentuk diantaranya:
- Buku penghubung antara pihak sekolah dengan orang tua/wali;
- Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dengan orang tua/wali;
- Pertemuan yang melibatkan semua orang tua/wali, jika ada informasi yang perlu diketahui oleh semua orang tua/wali.
- Pertemuan antara guru/wali kelas atau Kepala Sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada permasalahan khusus menyangkut seorang peserta didik.
- Surat menyurat dan/atau surat edaran;
- Leaflet, booklet, banner, dan lainnya; dan
- Media sosial: facebook, pesan singkat (SMS), Whatsapp, Twitter, laman, dan lainnya
Mengingat peran yang luar biasa itu, dalam pendidikan anak di sekolah, orang tua harus terlibat. Guru bersama orang tua harus bisa bersinergi untuk kepantingan anak. Mari membuatkan program-program yang isa memperkuat hubungan sekolah dengan keluarga, hubungan sekolah dengan masyarakat. Demi proses Pendidikan yang lebih baik. Dengan proses yang baik, mudah-mudahan hasilnya akan baik.